Gubri Merasa Didoakan dan Diingatkan
PEKANBARU (riaumandiri.co)-Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya, atas pemberian gelar Datuk Seri Setia Amanah oleh Lembaga Adat Melayu Riau. Pria yang akrab disapa Andi Rahman ini merasa didoakan untuk setia terhadap amanah sebagai kepala daerah. Tidak hanya itu, Andi Rahman juga merasa dengan pemberian gelar itu, ia sekaligus diingatkan untuk konsisten melaksanakan tugas.
Gubri Andi Rahman resmi bergelar Datuk Seri Setia Amanah, setelah ditabalkan Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau, Rabu (15/3) di Gedung LAM Riau Jalan Diponegoro. Proses penabalan yang sakral itu, disaksikan seluruh ninik mamak, para datuk, pemangku adat dan tokoh masyarakat Riau.
Prosesi pemberian gelar Datuk Seri Setia Amanah, ditandai dengan pemasangan tanjak yang dilaukan Plt Ketua Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAM Riau, Datuk Seri OK Nizami Jamil. Proses selanjutnya adalah pemasangan keris oleh Ketua Harian LAM Riau, Datuk Seri Al Azhar dan disambung dengan pemasangan selempang oleh Sultan Kerajaan Pelalawan, Kamarudin. Prosesi kemudian dilanjutkan lagi dengan tepuk telung tawar oleh unsur badan penasehat LAM Riau.
Dengan penabalan gelar itu, Gubri Andi Rahman merasa didoakan untuk setia terhadap amanah sebagai seorang gubernur dan diingatkan akan tugasnya sebagai seorang pemimpin di tanah Melayu bumi Lancang Kuning. Gubri merasakan gelar adat ini dapat menjadi pengingatnya terhadap tugas-tugas yang ia emban dalam keseharian sebagai gubernur. Yang mana, Riau masih memerlukan banyak pembenahan untuk lebih maju.
"Isi dari doa tersebut juga tidak tanggung-tanggung yakni setia terhadap amanah yang merupakan satu dari empat sifat Nabi Muhammad SAW. Dengan tekad yang kuat, isi doa setia pada amanah dan pada perjuangan rakyat Riau untuk lebih maju harus saya wujudkan. Insya Allah. Tentunya ini dengan bantuan dan kerja sama seluruh pihak," ujar Gubri, usai penabalan.
Gubri menambahkan, Riau dalam visinya tahun 2020 saat ini sudah berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Tidak hanya dalam hal pengembangan kebudayaan Melayu saja, melainkan juga dalam hal ekonomi. Khusus untuk bidang ekonomi, saat ini hanya tinggal bagaimana memberi kemudahan terhadap investasi yang akan masuk.
"Untuk bidang budaya, saat ini juga sudah ada dinas khusus yang mengurusi soal kebudayaan. Sehingga komitmen pengembangan budaya yang sudah dibuat baik dalam bentuk Pergub, pengembangan pariwisata akan semakin mudah dicapai. Dan dinas kebudayaan akan lebih bekerja keras lagi dan bersinergi dengan LAM Riau serta paguyuban yang ada dalam satu komitmen mendahulukan kebudayaan Melayu sesuai dengan Visi Riau 2020," ungkapnya.
Sementara itu, Dewan Pimpinan Harian LAM Riau, Al Azhar, menjelaskan, Gelar Datuk Seri Setia Amanah itu merupakan sebuah pengharapan kepada Gubernur untuk benar-benar melaksanakan komitmennya dalam pelestarian kebudayaan Melayu di Bumi Lancang Kuning ini.
"Gelar Datuk Seri Setia Amanah itu merupakan gelar pengharapan mengenai apa yang akan diperbuat Gubri ke depannya atas kebijakan-kebijakan yang telah dikeluarkannya," jelasnya.
Beberapa kebijakan Gubri yang telah dijalankan diantaranya, dengan dibentuknya Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Dinas Kebudayaan yang berdiri sendiri dan memiliki kewenangan yang besar.
Kemudian, pencanangan program pariwisata berbasis budaya dinilai sangat tepat karena dapat dijadikan pembatas pengembangan pariwisata agar tidak menyimpang dari adat kesopanan Melayu.
"Selain itu, Gubri juga telah mengeluarkan Pergub muatan lokal budaya Melayu untuk dipelajari di sekolah-sekolah sebagai wujud melestarikan kebudayaan. Beliau juga mengeluarkan kebijakan Riau sebagai Tanah Tumpah Darah Melayu," ungkapnya.
Sebelum penabalan gelar dilakukan, prosesnya diawali dengan dijemputnya Arsyadjuliandi Rachman bersama istri dari kediamannya, oleh orangtua adat (Bantara Kanan), dari kediaman Gubernur menuju Gedung Lembaga Adat Melayu Riau, Jalan Diponegoro,Pekanbaru.
Setelah itu diarak-arak dengan kompang menuju tangga Gedung LAMR, dan disambut dengan Silat Sambut dan dilempar beras kuning oleh 26 orang Bujang Dara dan Duta Museum. Setelah acara tersebut Gubri diarahkan menuju Penta Ranah (Pentas Penambalan), dan langsung dilanjutkan dengan prosesi penabalan. (nur)