Solok Selatan Tebar 264.200 Bibit Ikan Gratis
PADANG ARO (RIAUMANDIRI.co) - Pemerintah Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat sudah menebar 264.200 bibit ikan secara gratis kepada masyarakat untuk menggenjot produksi serta menumbuhkan minat warga.
"Solok Selatan memiliki potensi pembudidayaan ikan seluas 15.000 hektare tetapi yang termanfaatkan baru 20 hektare sehingga perlu menumbuhkan keinginan masyarakat untuk budidaya ikan dan salah satu caranya membagikan bibit secara gratis," kata Kepala Bidang Perikanan Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Solok Selatan Yani Suryani di Padang Aro, Kamis. Ia menyebutkan bibit ikan yang dibagikan berasal dari dua unit Balai Benih Induk (BBI) yang dimiliki yaitu Pakan Selasa dan Bariang.
Untuk BBI Pakan Selasa, sudah membagikan 180.700 sejak Januari hingga Maret 2017. Sedangkan BBI Bariang, telah membagikan 83.500 ekor bibit ikan yang terdiri dari emas 32 ribu ekor dan Nila 51.500 ekor. "Semua jenis ikan tawar bisa dibudidayakan di Solok Selatan tetapi sekarang baru jenis Nila, Rayo dan Emas yang dikembangkan," katanya.
Ia menyebutkan yang menjadi kendala bagi masyarakat dalam membudidayakan ikan adalah mahalnya pakan dan musuh alam banyak seperti berang-berang, burung serta jarak lahan dengan rumah cukup jauh. Untuk itu, tahun ini diberikan pelatihan kepada petani ikan untuk membuat pakan sendiri guna menekan biaya produksi, ujarnya.
"Biaya operasional paling tinggi untuk pakan yaitu 70 persen oleh sebab itu kita berikan pelatihan pada masyarakat," katanya. Untuk bahan pembuatan pakan, sebutnya tersedia di Solok Selatan seperti bekatul, jagung dan keong yang juga tinggi protein. Saat ini sudah ada masyarakat yang membuat pakan sendiri dengan memanfaatkan mesin giling cabai yang dimodifikasi untuk peralatannya.
Dia menambahkan dengan harga ikan yang mahal saat ini diharapkan bisa menarik minat masyarakat untuk budidaya. Ia menyebutkan tahun ini target produksi ikan Solok Selatan sebanyak 1.030 ton dengan lahan 20 hektare."Tahun lalu produksi ikan Solok Selatan 874,19 ton dan 2017 meningkat jadi 1.030 ton," katanya.(ant/ara)