3 Ribu KK di Kampar Masih Terisolasi
PEKANBARU (riaumandiri.co)-Diperkirakan, hingga saat ini masih ada sekitar 3 ribu kepala keluarga di Kabupaten Kampar, yang masih terisolasi. Kondisi itu terjadi karena jalan menuju desa atau kampung mereka, terputus akibat terendam banjir. Kondisi ini juga membuat pendistribusan bantuan khususnya sembako, terkendala.
Sementara itu di Kabupaten Kuantan Singingi, ratusan hektare lahan pertanian juga terancam gagal panen. Sejak beberapa hari belakangan ini, areal pertanian itu juga tergenang akibat banjir.
3 Ribu
Menurut data di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kampar, banjir masih menggenangi sejumlah kecamatan di Kampar. Di antaranya Siak Hulu, Kampar Kiri Hilir dan Kecamatan Tambang, seperti di Desa Parit Baru serta Kecamatan Teluk Kenidai. Sementara ketinggian air di masing-masing lokasi, terhitung bervariasi.
"Meski begitu belum ada warga yang mengungsi, mereka masih bertahan di rumah masing-masing. Kita (BPBD) sudah mengirimkan bantuan, salah satunya Sembako ke tempat-tempat ini," ungkap Kepala BPBD Kampar, Santoso, Kamis (9/3).
Lebih lanjut, ia menuturkan, putusnya jalan akibat tergenang air, memberi dampak yang signifikan. Tidak hanya bagi masyarakat, distribusi bantuan juga terkendala. Kondisi itu terjadi di Rantau Kampar Kiri Hulu. Di lokasi itu, ada sekitar 3.061 kepala keluarga yang terisolir.
"Sampai sekarang kita belum bisa masuk kirim bantuan ke sana," ujarnya.
Santoso menjelaskan, akses jalan menuju daerah tersebut putus tepatnya di kilometer 3 hingga kilometer 17, Tanjung Mas Lubuk Agung. "Rencana Jumat (hari ini, red) kita ke sana," yakinnya.
"Jadi kalau disimpulkan, ada sekitar 2.700 KK terdampak banjir dan 3.061 KK lainnya terisolir akibat jalan putus, mobil pembawa Sembako tidak bisa mengakses lokasi tersebut," simpulnya.
Secara umum, kondisi tinggi air sudah mulai mengalami penyusutan hingga Kamis kemarin. "Sudah mulai surut, biasanya terakhir di Buluh Cina, Siak Hulu. Paling lama biasanya sampai lima hari, dan ini sudah memasuki hari keempat," pungkasnya.
Gagal Panen
Dari Kabupaten Kuantan Singingi, sekitar 946,36 hektare lahan pertanian milik masyarakat terendam banjir sejak beberapa hari belakangan ini. Sehingga dikhawatirkan, hal itu akan membuat gagal panen.
"Ini menjadi pertimbangan khusus instansi terkait, karena berdampak kepada ekonomi masyarakat," ujar Yopi (46) warga Taluk Kuantan.
Dikatakan, masyarakat sangat sedih dengan kondisi yang terjadi saat ini. Tidak hanya lahan pertanian terancam gagal panen, perkebunan hortikultura rusak dan ternak terserang penyakit.
Instansi terkait sebaiknya turun kelapangan mendata kerugian masyarakat khususnya materil, sepanjang bisa diupayakan untuk memberikan bantuan alangkah baiknya pemerintah menyalurkan tepat waktu.
" Masyarakat bukan saja minta bantuan sembako seadanya, namun benih maupun bantuan modal," sebutnya.
Kepala Dinas Pertanian Kuansing, Maisir, mengatakan, akibat banjir ribuan lahan pertanian masyarakat terendam, berdasarkan data ada mencapai sembilan ribuan hektar tergenang air akibat luapan sungai yang tinggi.
"Terdapat 946,36 hektare padi yang terendam, tersebar di sejumlah kecamatan," tegasnya.
Untuk Kecamatan Pangean terdapat 388,4 hektare dan Benai seluas 189,07 hektare, Sentajo Raya 35,07 ha, Kuantan Tengah terdapat 36 ha serta Kuantan Hilir seluas 11 hektare.
Kepada masyarakat diharapkan bersabar dalam menerima dan menghadapi musibah banjir tahun 2017, pemerintah juga tidak akan tinggal diam, bantuan akan terus di distribusikan. (bbs, grc, ant, ral, sis)