Akibat Longsor di Sumbar, Harga Bahan Pokok di Dumai Melonjak
DUMAI (RIAUMANDIRI.co) - Dampak terjadinya longsor di Sumatera Barat, membuat transportasi ke sejumlah daerah di Riau menjadi terganggu, bahkan harus menempuh jalan memutar via Kiliran Jao-Taluk Kuantan. Hal ini berimbas dengan melonjaknya harga sayuran yang biasanya didatangkan dari Sumbar.
Seperti yang terjadi di pasar Bundaran Kelurahan Jaya Mukti Kecamatan Dumai Timur, yang merupakan pasar besar di kota tersebut. Untuk sayuran dan ikan segar, mengalami kenaikkan harga.
Martin salah satu pedagang kepada riaumandiri.co menceritakan hal itu. Dikatakan, sejak terjadi longsor di Sumbar harga sejumlah sayuran mengalami kenaikan, termasuk cabai beberapa waktu lalu sempat diharga Rp 18 ribu per kilogram, sekarang sudah menjadi Rp 35 ribu.
"Itupun barangnya datang lambat, biasa jam 4 subuh barang sudah masuk, hari ini katanya tiba sekitar jam 12 siang," terang Martin.
Akibatnya, dagangan tidak bisa langsung dijual, karena pembeli di pasar kebanyakan adalah pedagang yang mengecer sayuran, tentunya keesok harinya baru bisa dijual. Hal ini membuat sayuran jadi kurang segar sampai ke tangan konsumen.
Masih di pasar yang sama, Rudi penjual sayur menuturkan hal yang sama. Dirinya mengaku, sejumlah harga sayuran mengalami kenaikkan, seperti kol biasanya dijual Rp 5 ribu per kilogram, namun sekarang dirinya menjual Rp 6 ribu per kilogram.
Kondisi sayuran juga sudah tidak segar. "Tadi memang pembeli sempat berebut, karena stok sayuran terbatas, tengah hari kabarnya sayuran baru akan sampai," sebutnya.
Selain itu, kenaikan juga dialami sejumlah bahan pokok seperti cabe merah. Oleh para pedagang juga dijual ke Kabupaten Bengkalis yang kabarnya harga disana hampir dua kali lipat. Kondisi ini jelas mempermahal harga jenis sayuran di Dumai.
Dari pantauan di sejumlah pasar, ada beberapa pedagang sayuran yang memilih menutup kedainya dengan alasan kehabisan stok, dan barang baru belum masuk. "Sayuran stok kemarin kebetulan sudah habis, sedangkan barang hari ini belum masuk, saya sengaja tidak membuka kedai," kata Jefri.
Baca juga di Koran Haluan Riau edisi 08 Maret 2017
Reporter: Parno Sali
Editor: Nandra F Piliang