Banjir Lumpuhkan Aktivitas Belajar Siswa
TELUK KUANTAN (RIAUMANDIRI.co) - Bencana banjir di Kuantan Singingi tidak hanya merendam sawah dan pemukimam warga, di sejumlah desa di Kecamatan Kuantan Hilir Seberang musibah banjir juga menggenangi sekolahan. Akibatnya, proses belajar mengajar di beberapa sekolah di wilayah tersebut lumpuh.
Pantaun Haluan Riau, Senin (6/3), akibat meluapnya aliran sungai batang kuantan di beberapa desa di Kecamatan Kuantan Hilir Seberang, membuat perkampungan itu digenangi air. Sebanyak 9 desa di Kecamatan Kuantan Hilir Seberang terendam banjir sejak Sabtu (4/3) kemarin.
Di antaranya, Desa Pelukahan, Desa Sungai Sorik, Desa Pulau Baru, Desa Pulau Kulur, Desa Lumbok, Desa Danau, Desa Pengalian, Desa Pulau Beralo dan Desa Tanjung.
Salah seorang Kepala Desa di Kecamatan Kuantan Hilir Seberang mengatakan, banjir ini terjadi sejak Sabtu (4/3) kemarin dan hingga hari ketiga Senin (6/3) banjir yang mencapai ketinggian pinggang orang dewasa tak kunjung surut juga.
Dikatakan, akibat banjir ini aktivitas belajar mengajar di Kecamatan Kuantan Hilir Seberang terganggu dan puluhan hektare sawah pun ikut terendam.
Bahkan jalan kecamatan pun ikut teredam juga. Pantauan di lapangan, salah satu SDN 002 di Desa Lumbok, Kecamatan Kuantan Hilir Seberang, aktifitas belajar mengajar nya terganggu karena banyak muridnya tidak hadir.
"Begini lah keadaan sekolah ini, banyak sekali murid- murid yang tidak hadir padahal semua guru hadir," ujar Faisal selaku Kepala SDN 002.
Menurut Faisal, banyak murid yang tidak hadir dikarenakan jalan dari rumahnya menuju sekolah terendam banjir sehingga hanya beberapa murid saja yg hadir. Namun dengan hanya beberapa murid yg hadir para guru tetap mengajar seperti biasa.
Lain hal nya dengan Desa Pulau Kulur, aktifitas belajar mengajar di desa tersebut lumpuh total."Iya, aktivitas belajar mengajar di desa saya lumpuh total," tutur Kepala Desa Pulau Kulur Utung Suropati.
Untung Suro Pati menambahkan, sekitar 21,9 hektare sawah padi di desanya juga terendam air. Akibatnya, warga Desa Pulau Kulur mengalami gagal panen. Begitu juga dengan mereka pengguna jalan mengalami hambatan karena banyak jalan kecamatan yang teredam air.
Robby (34) warga pelukahan mengungkapkan, ia sangat kesulitan untuk bepergian ke desa tertangga karena banyak jalan terendam air. "Motor saya mogok mas, karena saya paksa melewati jalan yang teredam air,"keluhya.
Kedalam air yang meredam jalan bervariasi, ada kedalaman 70- 50 cm, sehingga bisa membahayakan para pengendara.