Puluhan Rumah dan Sekolah Terendam
RENGAT (riaumandiri.co)-Hujan lebat yang turun sepanjang Selasa (21/2) di Kabupaten Indragiri Hulu, membuat sejumlah kawasan terendam banjir. Air membuat puluhan rumah dan sekolah terendam air.
Salah satu titik terparah ada di di Desa Sekar Mawar, Kecamatan Pasir Penyu. Di kawasan itu, puluhan rumah warga, jalan desa, jalan lintas tengah, SMPN 3 Pasir Penyu dan Sekolah Luar Biasa (SLB), terendam dengan ketinggian air hingga selutut orang dewasa.
Dari pantauan lapangan Selasa pagi kemarin, air yang mengalir deras tampak menerjang ruang kelas SMP 3 dan SLB. Hal yang sama juga terjadi di Kantor Lurah Sekar Mawar.
Banjir juga sempat membuat macet jalan lintas tengah, karena sulit dilalui kendaraan, terutama bagi roda dua, meskipun hanya berlangsung dalam hitungan jam saja.
Tidak hanya itu, air juga sempat menggenangi SMK 1 Pasir Penyu. Namun karena kondisi ruangan pada sekolah tersebut berada pada dataran yang cukup tinggi, air tidak smapai masuk ke ruang kelas atau majelis guru.
Meski dilanda banjir, tidak ada pemberitahuan tentang libur di sekolah-sekolah tersebut. Sehingga para siswa terpaksa harus menempuh arus air menuju sekolah mereka, meski pun dalam kondisi hujan.
Menurut Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Disdik Inhu, H Umar Dulis, kawasan tersebut memang rawan diterjang banjir. Sebab di kawasan sekolah berada di sekitar aliran sungai kecil. Bahkan lokasi dekat SLB merupakan pertemuan tiga aliran sungai kecil. "Jika hujan lebat dan lama, ini sering terjadi, terutama di SLB," ungkap Umar.
Dijelaskannya, air memasuki beberapa ruang belajar, terutama musala dan aula karena memang posisinya sangat rendah. Termassuk kantor lama yang berada di bagian depan. Namun untuk bangunan baru, tidak lagi masuk air, karena pondasinya tinggi.
Dikatakan Umar, selain merendam ruangan dan halaman, banjir juga merendam puluhan sepeda motor siswa dan guru. Air tiba-tiba naik lebih kurang pukul 06.45 WIB dan saat itu sebagian siswa sudah ada di sekolah. Mereka sama sekali tak mengira, sekolah mereka akan terendam banjir.
Siswa dan guru yang sudah berada di sekolah secara bersama-sama menyelematkan dokumen-dokumen sekolah, sementara mereka yang belum sampai disekolah, tidak lagi dibenarkan masuk ke sekolah, karena kondisinya sudah tidak memungkinkan lagi.
"Proses belajar mengajar satu hari ini ditiadakan, tegasnya.
Sementara itu Kadisdik Inhu, Ujang Sudrajat langsung melakukan peninjauan terhadap kondisi sekolah. "Siang ini kondisi air sudah surut kembali, namun guru dan siswa masih bergotong royong membersihkaan halaman dan kelas serta kantor," ungkap Ujang.
Menurut Ujang, dirinya sudah meminta laporan dari semua kepala UPT tentang kondisi sekolah di tempat mereka masing-masing dan semuanya melaporkan dalam kondisi baik. Sejauh ini, pihaknya belum menerima laporan tentang adanya banjir lain yang mengganggu proses belajar mengajar kecuali di Pasir Penyu.
Kepala BPBD Inhu, Paino menjelaskan bahwa genangan air yang terdapat di Kecamatan Pasir Penyu tersebut dikarenakan tidak berfungsinya drainase dengan baik. Namun berdasarkan hasil pantauan petugas KPBD Inhu di lapangan saat ini genangan itu mulai surut.
"Meski begitu, kita tetap waspda akan banjir mengingat curah hujan yang tinggi selama beberapa hari ke depan hingga akhir Februari," ujarnya. (eka)