Rencana Kenaikan Suku Bunga The Fed Tekan Rupiah
JAKARTA (RIAUMANDIRI.co) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali tertekan pada perdagangan Selasa hari ini. Sentimen dari luar dan dalam negeri menekan rupiah.
Mengutip Bloomberg, Selasa (21/2/2017), rupiah dibuka di angka 13.365 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.354 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di kisaran 13.364 per dolar AS hingga 13.377 per dolar AS. Jika dihitung, rupiah masih mampu menguat 0,79 persen.
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.370 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.352 per dolar AS.
Nilai tukar dolar AS memang menguat terhadap beberapa mata uang utama dunia lain setelah Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (the Fed) memberikan sinyal yang lebih kuat untuk menaikkan suku bunga sesegera mungkin.
Pejabat the Fed Philadelphia Patrick Harker memberikan sinyal kemungkinan besar the Fed akan menaikkan suku bunga bulan depan.
"Dari data-data memperlihatkan bahwa kurva yang terbentuk memungkinkan untuk kenaikkan suku bunga sesuai dengan perhitungan awal," jelas dia.
Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, selain sentimen dari luar, rupiah juga tertekan sentiman dari dalam negeri. Sentimen politik akan semakin intensif ke depan menjelang putaran kedua pilgub DKI Jakarta.
"Hari ini beberapa ormas Islam dijadwalkan menggelar aksi. Sentimen dolar AS kuat diperkirakan bertahan sehingga rupiah bisa semakin terbatasi ruang penguatannya dalam jangka pendek," jelas dia.(lp6/lan)