Kami ke Jakarta karena Iman
JAKARTA (riaumandiri.co)-Sejak Jumat (10/2), peserta aksi damai bela Islam 112, terus berdatangan ke Masjid Istiqlal, tempat kegiatan akan diselenggarakan. Peserta aksi 112 tidak hanya datang dari wilayah Jabodetabek dan pulau Jawa saja, namun ada juga peserta yang datang dari Maluku.
Salah satunya adalah Iwan Setiawan Tuahan. Peserta asal Maluku itu mengaku datang ke Jakarta sebagai bentuk kecintaannya kepada Allah SWT, Rasulullah, Alquran dan ulama. Iwan merasa terpanggil untuk membela agama Islam.
"Yang saya rasakan hari ini adalah cinta yang tidak bisa diungkapkan. Cinta pada Allah SWT, cinta Alquran yang jadi pedoman hidup. Mati hari ini atau besok adalah kemuliaan, sama saja. Yang bedakan hanya iman," ujar Iwan yang kemudian disambut takbir beberapa orang di sampingnya di halaman Masjid Istiqlal, Jumat (10/2).
Iwan mengatakan untuk peserta dari Maluku, baru dirinya yang hadir. Namun nanti ada beberapa teman-temannya yang akan menyusul. Bagi saudara-saudara sesama Muslim di DKI Jakarta, ia mengatakan Muslim Jakarta saat ini punya kesempatan lebih dari Muslim di luar DKI.
"Berbuat terbaik. Ini kesempatan terbaik dari Allah SWT, jangan disia-siakan. Hari ini kalau kita gagal, Allah SWT tidak akan kembalikan lagi yang seperti ini. Ini dalam konteks apapun, tidak hanya dalam konteks Pilkada," tutur Iwan.
Senada dengan Iwan, Amir Gerakan Aliansi Anti Penistaan Agama (GAPAI) dari Medan, Sumatera Utara, Ahmad Rizal mengatakan, motivasi pertama ia dan rekan-rekannya datang ke Jakarta adalah iman kepada Allah SWT, Rasul, ghirah pada agama, dan menegakkan izzah Islam di Indonesia. Kehadiran mereka di Jakarta juga adalah tentang pembelaan atas kriminialisai ulama dan membela Islam.
"Kami ingin keadilan dalam proses penegakkan hukum kasus penistaan agama," kata Rizal.
Peserta Aksi 112 dari Medan ke Jakarta dengan modal sendiri. "Karena Allah SWT bilang kalau jihad, korbankan harta dan jiwa. Maka dengan iman kita berangkat dan Allah SWT satukan kita di sini," ujarnya lagi.
Ia beharap semua Muslim untuk menjalin ukhuwah Islamiyah, menegakkan Islam, mengukuhkan NKRI apapun golongannya. Karena sesama Muslim tetap bersaudara seagama dan sebangsa.
Dari Medan, rencananya peserta aksi dari berbagai masjid akan menyewa lima pesawat. Tapi ada kendala pesawat sehingga tidak bisa terbang dari Kualanamu sehingga jamaah kecewa. Tapi jamaah yang bisa berangkat akan datang bergelombang menggunakan penerbangan reguler.
"Sekitar 2.000 orang yang datang bergelombang menggunakan pesawat reguler. nanti malam insyaa Allah sudah tiba semua ke sini," kata Rizal.
Logistik Mulai Mengalir
Sementara itu, logistik bagi peserta Aksi 112 juga sudah mulai mengalir. Bila sejak Jumat sore kemarin, air minum sudah tersedia, makan malam bagi peserta aksi tampak sudah disebar pada malam hari.
Dari pantauan Republika.co.id, makan malam berupa nasi bungkus dan roti dibagikan kepada peserta di halaman Masjid Istiqlal. Pembagian makan malam berlangsung tertib. Peserta aksi juga nampak tertib mengantre di depan pos air minum.
Bantuan makanan dan minuman masih mengalir seiring bertambahnya jamaah. Meski begitu, banyak pula peserta aksi terutama ibu-ibu yang membawa perbekalan sendiri. Selain itu, dua mobil medis masing-masing satu dari MerC dan satu dari GNPF juga sudah berada di halaman Masjid Istiqlal.
Dipersulit
Dari Ciamis, Jawa Barat, Ketua GNPF MUI Ciamis Dede Badrul Kamal menyatakan, adanya intimidasi hingga menghalangi keberangkatan peserta aksi 112 ke Jakarta. Bentuk intimidasi itu melanda pihak pengelola bus yang justru batal memberangkatkan massa.
Ia mengatakan, mulanya merencanakan keberangkatan massa sebanyak total 50 bus dari Ciamis. Dari jumlah itu, 20 bus sudah disetujui oleh pihak pengelolanya untuk mengantar massa ke Jakarta. Tapi pada Jumat sore kemarin, pihak pengelola bus membatalkan secara sepihak.
"Sore ternyata ada pemberitahuan dari pihak bus ada pembatalan secara sepihak, mungkin karena ada intimidasi," ungkapnya.
Walhasil, hingga Jumat sore kemarin, rombongan massa menggantungkan diri pada lima bus yang baru saja dipesan ulang. Kelima bus berasal dari PO bus di luar Ciamis.
Adapun mengenai alasan PO bus yang membatalkan perjanjian secara sepihak menurutnya terjadi karena kekhawatiran akan ada aksi kerusuhan. Ia menduga isu ini sengaja dihembuskan oleh pihak yang antiterhadap Islam.
"Alasan pembatalan mungkin karena di sana takut ada kerusuhan tidak ada yang bertanggung jawab. Ini siapa yang buat isu? Ini pihak-pihak yang ingin memadamkan syiar Allah. Untung sekarang sudah ada lima bus yang Insya Allah mau antar," ujarnya.
Ia membantah akan terjadi kerusuhan maupun makar dalam aksi bela Islam jilid IV. Sebab, menurut dia, massa hanya akan melakukan ibadah di Masjid Istiqlal. Ia juga menampik adanya muatan politik dalam aksi kali ini.
"Insya Allah bukan akan makar karena agenda kami di sana subuh berjamaah, berzikir, bertasbih dan dengarkan ayat Alquran. Jadi kalau seandainya ada isu bahwa makar itu tidak benar," katanya menegaskan.
Dalam aksi kali ini Ciamis memberangkatkan ribuan massa yang berasal dari berbagai kalangan, termasuk santri. Rombongan massa akan berangkat menggunakan enam bus. Adapun sisanya diberangkatkan menggunakan mobil pribadi. Sedangkan yang tak berangkat nantinya mengikuti istighatsah di Ciamis guna memanjatkan doa supaya aksi 112 berjalan lancar.
Sebelumnya, Forum Umat Islam (FUI) yang memprakarsai rencana jalan sehat Spirit 212 pada Sabtu, 11 Februari 2017 (Aksi 112) menyatakan, aksi 112 tetap dilaksanakan dengan perubahan lokasi dari Monas-Bundaran HI ke Masjid Istiqlal. Mengingat suhu politik yang memanas, FUI memutuskan untuk memodifikasi Aksi 112 menjadi dzikir dan tausiyah nasional untuk penerapan Surat Al-Maidah 51.
Kegiatan akan dimulai dengan shalat subuh berjamaah di Masjid Istiqlal. Bagi umat Islam yang berada di luar Jakarta, FUI mempersilahkan datang malam hari ke Masjid Istiqlal dan bisa salat tahajud bersama. (rol, sis)