Danau Maninjau Alami Eutropik Berat
LUBUK BASUNG (RIAUMANDIRI.co) - Wakil Bupati Agam, Sumatera Barat Trinda Farhan Satria menyatakan, kondisi pencemaran air Danau Maninjau eutropik berat atau dangkal dan kaya akan kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif. "Saat ini air danau keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dan oksigen terdapat di daerah profundal," katanya yang juga ketua penyelamatan Danau Maninjau di Lubuk Basung, Minggu (5/2).
Ia menambahkan, eutropik akibat adanya materi-materi organik yang masuk dan endapan. Perubahan ini juga dapat dipercepat oleh aktivitas manusia, misalnya dari sisa-sisa pakan ikan dan timbunan limbah rumah tangga yang memperkaya danau dengan buangan sejumlah nitrogen dan fosfor.
Akibatnya terjadi peledakan populasi ganggang atau blooming, sehingga terjadi produksi detritus yang berlebihan yang akhirnya menghabiskan suplai oksigen di danau tersebut mengakibatkan ikan akan mati. "Ini disebabkan pembudidaya ikan terlalu banyak memasukan pakan ikan dan sisa pakan ikan di dasar danau sekitar 50 juta meter kubik. Apabila tidak diatasi secepanya, maka kondisi air menjadi hypereutrofik atau sangat subur mengakibatkan ikan dan biota lain akan mati," katanya.
Selain sisa pakan, kondisi ini juga disebabkan rusaknya kawasan resapan air dan PLTA Maninjau. Dengan kondisi ini, tambahnya, mengakibatkan punahnya biota endemis, pencemaran di permukaan dan dasar danau. "Dari 14 jenis ikan asli danau, hanya enam jenis yang masih ada dan sisa pakan ikan di dasar danau sekitar 50 juta meter kubik," katanya.
Untuk mengatasi ini, Pemkab Agam akan melakukan perbaikan kawasan resapan air, pengaturan pintu air, menghentikan penambahan keramba jaring apung, mengurangi keramba jaring apung. Lalu, membersihkan permungkaan danau dari enceng gondok, bekas keramba jaring apung, penyedotan sisa pakan ikan, penguatan regulasi, penyelamatan biota endemis danau.
Selain itu, melakukan normalisasi sungai, penanaman hutan dan lainnya. "Untuk melakukan ini, kita membutuh dukungan pemerintah pusat, BUMN dan masyarakat karena ini pekerjaan sangat besar dan membutuhkan dana cukup banyak untuk membeli kapal, mesin penyedor dan lainnya," katanya. Sebelumnya, Pemkab Agam dan masyarakat telah melakukan gotong royong untuk membersihkan enceng gondok, membersihkan bangkai ikan, membersihkan keramba jaring apung yang telah rusak dan menanam bibit tanaman produktif di sekitar danau.(ant/ara)