Sindir Program Hingga Salah Sebut Nomor Urut
PEKANBARU (riaumandiri.co)-Ajang debat publik bagi pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Pekanbaru, telah tuntas digelar di Hotel Pangeran Pekanbaru, Sabtu (4/2). Dalam debat tersebut, saling sindir tentang program kerja, sempat menjadi bahan perdebatan yang cukup panas.
Tidak hanya itu, rasa gugup dari beberapa peserta, juga sempat terjadi. Sehingga ada calon yang sempat salah menyebutkan nomor urutnya sendiri.
Debat kemarin dipandu presenter Zilvia Iskandar, yang dipercaya Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pekanbaru sebagai moderator. Debat tersebut dibagi menjadi enam sesi.
Pada sesi pertama, masing-masing calon diberi waktu memaparkan visi dan misinya jika dipercaya masyarakat Kota Bertuah menjadi orang nomor satu di Pekanbaru.
Dalam hal ini, para pasangan diberi waktu sesuai dengan nomor urut. Dimulai dari dari pasangan nomor urut 1 dari jalur independen Dr Syahril-Said Zohrin, disusul paslon nomor urut 2 yang juga dari jalur independen, H Herman Nazar-Devi Warman.
Selanjutnya kesempatan diberikan kepada paslon nomor urut 3, Firdaus-Ayat Cahyadi yang didukung Partai Demokrat, Gerindra dan PKS. Begitu pula paslon nomor urut 4 HM Ramli Walid-Irvan Herman yang didukung PKB, Golkar, PAN, Hanura, Partai Nasdem serta Partai Perindo. Penyampaian visi dan misi ditutup paslon nomor urut 5, H Destrayani Bibra-Said Usman yang diusung PDIP dan PPP.
Dalam sesi ini, raut wajah tegang dan gugup, sempat melanda para paslon. Ada pasangan yang masih menyisakan waktu meski pemaparannya telah selesai. Ada pula yang tampak gemetar, ketika menyampaikan visi dan misi.
Sementara itu, HM Ramli Walid malah sempat salah menyebutkan nomor urutnya, seraya mengatakan dirinya dan pasangan calon nomor urut 3.
Setelah seluruh paslon menyampaikan visi dan misi serta program yang diusungnya, debat publik pilwako 2017 dilanjutkan dengan segmen kedua yakni masing-masing paslon dipersilahkan menjawab pertanyaan yang disampaikan moderator. Pertanyaan yang disampaikan yakni seputar visi dan misi. Pertanyaan moderator itu dijawab lugas oleh masing-masing paslon.
Pada segmen ketiga, masing-masing paslon diberi kesempatan mencabut pertanyaan yang sudah disediakan moderator. Sedangkan pada segmen keempat, para paslon diberi kesempatan saling lempar pertanyaan kepada pasangan lain.
Pada dua sesi ini, suasana debat beberapa kali menjadi riuh oleh para pendukungn paslon. Sehingga Zilvia pun kembali mengingatkan para pendukung untuk menjaga ketertiban debat.
Dicecar Pertanyaan
Khususnya pada segment keempat, paslon Firdaus-Ayat selaku incumbent, sempat menjadi cecaran pertanyaan dari calon lain. Beberapa hal yang menjadi bahan pertanyaan. Di antaranya terkait motor Pekanbaru Kota Madani, pembangunan Pasar Cik Puan yang belum berjalan, penangan sampah, hingga pembangunan gedung baru Perkantoran Pemko Pekanbaru yang berada di kawasan Tenayan Raya.
Terkait motto Kota Madani, Firdaus mengatakan hal itu adalah visi dan misi pihaknya, yang bertujuan mengembangkan SDM yang religius dan bertaqwa.
"Namun, Kota Madani bukan untuk merubah ikon Kota Pekanbaru sebagai Kota Bertuah. Makna ini adalah visi dan misi pasangan kami sejak Pilkada sebelumnya," ujarnya.
Sedangkan pasangan Herman Nazar-Devi Warman menanyakan tata kelola sampah di Kota Pekanbaru. Karena ketika dikelola dengan cara lama, Pekanbaru sempat meraih penghargaan Adipura hingga tujuh kali berturut-turut. Namun saat ini pengelolaan sampah mengalami kendala, sehingga Kota Pekanbaru sempat mendapat sorotan.
Menanggapi hal itu, Firdaus mengatakan aturan terkait pengelolaan sampah pada masa dirinya memimpin Kota Pekanbaru, tidak sama lagi dengan tahun-tahun sebelumnya.
"Dulu camat-camat berbeda dengan camat saat ini. Sistem itu sangat jauh, sehingga kami mengelolanya dengan sistem kerja sama ke pihak ketiga," jawab Firdaus.
Herman Nazar juga sempat mempertanyakan mangkraknya pembangunan Pasar Cik Puan yang diakibatkan tidak didukung oleh Pemerintah Provinsi Riau kepada Paslon nomor urut 4 Ramli Walid-Irvan Herman.
"Bapak itu kan dulu mantan Kepala Bappeda Riau. Kalau menurut Pemko, tidak dibangun pasar ini karena tidak didukung Pemprov. Apa sebenar masalahnya?," tanyanya.
Pertanyaan Herman Nazar kesempatan bagi Ramli untuk mencecar Firdaus-Ayat Cahyadi. Ia mengatakan, selama ini pasar tersebut sudah berdiri pondasi dari zaman Walikota Herman Abdullah.
"Tapi saat kepemimpinan baru, proyeknya tidak dilanjutkan, sehingga terbengkalai. Saya kira Pemprov Riau memberikan dukungan besar, tapi Pemko yang tidak merespon dengan baik. Sehingga pasar yang harusnya mensejahterakan masyarakat, pedagang terlantar di TPS hingga saat ini," katanya.
Sedangkan pasangan nomor urut 5 dari awal sudah memaparkan visi misi untuk tidak merubah motto Kota Pekanbaru sebagai Kota Bertuah tanpa mengganti dengan sebutan lainnya. Menurut Dastryani-Said, kata Bertuah adalah simbol yang tidak bisa dibuang dari berdirinya kota tersebut.
Mengakhiri debat, yakni segmen kelima ditutup dengan closing ajak kepada paslon untuk mengajak masyarakat mendukung dirinya. Karena debat publik ini sudah tampak kualitas sehingga menjadi salah satu acuan bagi warga Pekanbaru menentukan pimpinannya lima tahun mendatang.
Terkendala Timer
Dalam debat yang berlangsung kurang lebih tiga jam tersebut, sejumlah kendala sempat terjadi. Di antaranya terkait pengaturan waktu yang berulang-ulang dan sering eror.
Seharusnya dalam permasalahan timer, pihak panitia sudah terlebih dahulu melakukan persiapan sehingga tidak terjadi berulang-ulang dan bahkan membuat paslon tanpa perintah moderator ada yang langsung berbicara.
Sementara itu, Ketua KPU Kota Pekanbaru, Amiruddin Sijaya mengatakan, kegiatan debat publik tersebut merupakan bagian dari tahap penyelenggaran Pilwako Pekanbaru 2017.
Debat bertujuan untuk mengukur kompetensi diri masing-masing pasangan calon. Pada debat publik ini, lima pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota diberikan kesempatan untuk menyampaikan program kerjanya membangun Kota Pekanbaru 5 tahun mendatang.
"Debat publik ini kami selenggarakan untuk mengajak masyarakat menyaksikan supaya tahu siapa calon yang dipilih nantinya," kata Amirudin saat menyampaikan sambutannya. (nie, ben)