Mieso Paklek
RIAUMANDIRI.co - Tak ada plang nama apapun, yang ada hanyalah kerumunan orang di beberapa meja yang tengah bersantap serta sebagian lagi berdiri menunggu giliran untuk bisa mendapatkan tempat duduk. Padahal jam saat itu menunjukkan jam 11 siang, belum masuk waktu makan siang pun sudah usai waktu sarapan pagi. Itulah pemandangan yang terlihat hampir setiap harinya di kedai Miso Paklek, begitulah tempat ini dikenal, walau tanpa papan nama atau tulisan apapun terpasang.
Mie Kuning dan Mie Putih berpadu dalam kuah sop segar nan gurih (konon inilah awal muasal nama mieso, singkatan dari Mie Sop), ditemani dengan suwiran ayam, tahu kering dan potongan tulang dan kulit ayam yang renyah. Yang istimewa dari Miso Paklek ini adalah kuahnya yang segar, dan potongan tulang kulit dan tulang ayamnya yang nyakres. Juga suwiran ayamnya yang lembut. Inilah katanya yang membikin kedai ini selalu ramai dikunjungi orang, cita rasa yang disajikan memang istimewa, berbeda dengan sajian serupa di tempat lain.
Sayang, ceker ayam garing yang biasanya bisa diminta sebagai tambahan, pada saat saya ke sana sudah ludes.Miso atau Mieso adalah salah satu kuliner Pekanbaru, yang cukup mudah ditemui di berbagai sudut ibu kota provinsi Riau ini. Di beberapa daerah lain seperti Medan dan Pekalongan, kuliner dengan nama serupa juga hadir tapi dengan gagrak yang berbeda. Salah satu yang menandakan bahwa Miso Paklek ini memang kuliner yang harus kamu sambangi jika tengah berkunjung di Pekanbaru adalah kedainya yang tak pernah sepi, walau buka di jam yang tidak lazim.
Umumnya sajian ini dihidangkan di waktu sore, tapi di sini malah dihidangkan antara waktu sarapan dan makan siang. Ya, ketika saya bertanya kepada salah seorang pegawai di sana tentang jam buka kedai ini, saya memang mendapat jawaban yang cukup mengagetkan. "Kita siap-siap mulai jam 9 pak, jam setengah 10 - jam 10 lah mulai bukanya. Terus tutup ya kalo sudah abis aja.", "Jam berapa itu mbak?" tanya saya lagi, "Sebelum jam 12 sih udah abis biasanya".
Wow, berarti Miso Paklek ini hanya dijajakan dalam waktu dua jam saja dan langsung ludes. Pantas saja, kursi pengunjung yang saya hitung berjumlah sekitar 50an ini penuh terisi semua, dan masih banyak orang yang berdiri menanti giliran untuk dapat tempat duduk. Dan perlu juga dicatat bahwa saya datang ini di hari kerja. Entahlah apa yang terjadi di akhir pekan.Cita rasa yang juara, harga yang murah (sekitar Rp. 13.000 per porsi lengkap) serta pelayanan yang cepat, menjadi kunci keberhasilan dari usaha Mieso Paklek ini.(wki/lan)