Isu Tenaga Kerja Asing Hingga ke Konflik SARA
Isu masuknya Tenaga Kerja Asing (TKA) Ilegal ke Indonesia semakin hangat menjadi topik pembicaraan didalam masyarakat. Berbagai tanggapan dan komentar muncul tiada henti, mulai dari ahli hingga ke balita sekalipun, seolah masyarakat penikmat media di cekoki dengan pemberitaan perihal negara ini sedang diinternasionalisasi oleh keberadaan TKA Asing Ilegal dalam jumlah yang fantastis.
Sejak Isu Ahok Berhembus
Isu penistaan agama oleh Ahok memang tiada henti untuk dibahas. Berbagai macam ragam peristiwa di negeri ini acapkali berhembus dan selalu dikaitkan dengan Ahok selaku sumbu pematiknya. Hal tersebut dapat dilihat setelah merunut beberapa isu dan kabar yang hangat untuk dibahas mulai dari permasalahan dugaan kasus penistaan agama hingga menyenggol beberapa isu yang sulit untuk dinalar, seperti rencana bodoh aksi rush money yang merupakan ajakan untuk menarik tabungan para nasabah dari bank dengan tujuan untuk menekan pemerintah sehingga lebih peka dan kooperatif untuk segera menghukum Ahok selaku pelaku yang diduga sebagai penista agama.
Tidak berhenti sampai disana, isu penistaan agama oleh Ahok berlanjut kepada konflik dan sentimen politik diantara tokoh politik Indonesia. Safarai politik sang Presiden kepada beberapa tokoh agama dan negarawan seolah menjadi start awal pergesekan yang lugas antara sang penguasa dan mantan penguasa terdahulu. Wajar apabila topik ini sempat menjadi tren untuk dibahas, tatakala konferensi pers Cikeas yang dikenal lugas dan bertujuan sepihak, tak pernah di balas dengan undangan makan siang diistana negara.
Selanjutnya, Aksi Bela Islam atau yang dekat dikenal dengan ABI I hingga ABI III kemarin Desember hangat untuk dibahas dan dirivalkan dengan beberapa aksi tandingan yang diduga dibuat oleh para pendukung Ahok untuk menyaingi aksi bela islam yang dianggap penuh akan politik sepihak kelompok pengharap Ahok untuk dipenjara.
Bahkan sempat muncul isu upaya kudeta hingga makar dari beberapa kelompok kepentingan yang menyelimuti topik pembicaraan dalam negeri. Entah hal tersebut sebagai upaya intelijen dan media untuk menyelenggarakan pengalihan isu atau memang benar adanya. Namun yang terpenting, upaya monitoring dan pengawasan yang dilakukan tim cyber polri melalui google sempat menjadi bahan lelucon publik untuk beberapa waktu.
Menciptakan Hingga Membenturkan Suku dan Rasial
Ibaratkan sebuah pohon yang berdiri kokoh dan berakar kuat, Indonesia dinilai sebagai objek yang terus diserang tanpa ada hentinya. Berbagai aspek dan penjuru serangan senantiasa gencar dihembuskan. Hingga isu permasalahan tenaga kerja asing ilegal menjadi topik yang paling hangat untuk digubris saat ini.
Berbagai komentar mulai dari permintaan untuk mengevaluasi kebijakan bebas visa, meregulasi kebijakan investasi, hingga yang paling tendensius adalah menghentikan segala bentuk investasi asing di dalam negeri dinilai sebagai upaya menekan pemerintah tatkala kabar burung perihal jutaan TKA ilegal masuk ke Indonesia yang semakin hari semakin dikuatkan.
Publik menjadi binggung, panas, dan muncul rasa geram, seolah hal tersebut sengaja dimunculkan oleh kelompok kepentingan untuk mendeskreditkan pemerintah ditengah isu penistaan agama oleh Ahok yang konon juga berbalut dengan kepentingan kelompok, suku dan rasial.
Apakah keberadaan TKA Ilegal Tiongkok tersebut benar adanya?
Mengutip salah satu pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan yang secara lugas mengajak seluruh pihak yang berani dan telah menghembuskan isu tersebut.
Luhut menyayangkan bahwa terkadang berbagai kelompok hingga intelektual sekalipun acapkali berbicara tanpa data. Indonesia memang memiliki kebijakan bebas visa kunjungan untuk sejumlah negara sahabat. Isu tentang TKA ilegal tersebut menyebutkan bahwa para TKA memanfaatkan visa kunjungan untuk bekerja ditepis tegas oleh mantan Menkopolhukam satu ini. Bahkan sebuah statemen Luhut yang mengajak para kelompok yang mengumbar isu TKA Ilegal Tiongkok untuk menemui dirinya, menunjukan kebenaran isu tersebut dengan data dan fakta yang terpercaya, bukan hanya opini belaka.
Sulit memang untuk membuktikan kebenaran isu TKA Ilegal Tiongkok yang dewasa ini hangat dibahas dimedia massa. Apabila dirunut dan dianalisa dari perspektif lain, wajar apabila isu tersebut sengaja dimunculkan tatkala kebenaran kiblat perekonomian negeri ini perlahan namun pasti telah meninggalkan kiblat barat yang selama ini kurang memberikan keuntungan yang menjanjikan. Berbagai spekulasi dan isu untuk mendeskreditkan pemerintah dinilai sengaja dimunculkan oleh kelompok kepentingan pragmatis untuk dijadikan manuver dalam menolak perubahan kiblat tersebut. Terlebih lagi kasus Ahok yang merupakan objek yang memiliki rasial sama dengan TKA Asing Ilegal, seolah menjadi tameng termudah untuk membenturkan kepentingan ras pribumi dan ras pendatang. Inikah tujuan intinya?
)* Mahasiswa FISIP Universitas Indonesia