Bahan Berbahaya Masih Ditemukan Dalam Makanan

Bahan Berbahaya Masih Ditemukan Dalam Makanan
BANGKINANG (RIAUMANDIRI.co) – Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar (Disperindagpas) Kabupaten Kampar bekerja sama dengan BBPOM Pekanbaru menggelar kegiatan kampanye pasar aman dari bahan berbahaya di Pasar Impres Bangkinang, Rabu (30/11).
 
Kasi Distribusi Peredaran Barang Disperindag Kampar, Sostrajaya didampingi Kasi Pengawasan Barang Beredar dan Perlindungan Konsumen, Susan Amerasiani mengatakan, kegiatan tersebut dilaksanakan dalam upaya memberikan kenyamanan dan keamanan kesehatan bagi masyarakat sebagai konsumen dari bahan pangan.
 
"Kegiatan tersebut juga melibatkan dari dinas kesehatan Kabupaten Kampar, kita berharap agar makanan dan produk yang dijual di pasar terbebas dari bahan berbahaya," ungkap Sostrajaya.
 
Sementara itu, Fungsional Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Ahli Muda Pekanbaru, Uly Mandasari kepada riaumandiri.co mengatakan, saat ini penyalahgunaan (misuse) bahan berbahaya masih ditemukan dalam pangan, terutama pangan industry rumah tangga dan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS).
 
"Penyalahgunaan bahan berbahaya dalam pangan disinyalir karena terbatas dan minimnya kepedulian masyarakat terhadap keamanan pangan khususnya bagi masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah," bebernya.
 
Beredarnya bahan pangan berbahaya, disinyalir karena mudahnya memperoleh bahan tersebut di pasaran, harga bahan berbahaya relative murah, dan efek atau dampak tidak terlihat langsung dirasakan, sehingga menjadi faktor penguat keengganan pelaku usaha pangan untuk mengubah cara produksinya.
 
"Dipilihnya pasar sebagai tempat gelar kegiatan kampanye pasar aman dari bahan berbahaya, karena pasar merupakan simpul penting dalam rantai peredaran bahan berbahaya yang disalahgunakan untuk pangan industri rumah tangga pangan, termasuk pengolah PJAS. BPOM berharap masyarakat terhindar dari bahan berbahaya seperti formalin, boraks, dan pewarna non pangan (misalnya kuning metanil, rodamin b, amaran, auramin) yang terjual bebas di pasar –prasar tradisional," ungkap Uly.
 
Dijelaskan Uly, Bahan yang mengandung Formalin secara umum lalat tidak mau mendekat, bau menyengat, dan terasa pedih di mata. pada ikan basah yang mengandung Formalin biasanya daging ikan kenyal, insang berwarna merah tua, (bukan merah segar), awet dan tidak mudah busuk beberapa hari, warna mengkilap, tak ada lendir, keras dan padat bila ditekan dengan jari, berbau asam, dan sayatan daging berwarna pucat kusam.
 
Ulasan lengkapnya di Koran Haluan Riau edisi 1 Desember 2016
 
Reporter: Ari Amrizal
Editor: Nandra F Piliang