Suka Mengeluh? Ketahui 6 Fakta Ini Sebelum Melakukannya
JAKARTA (Riaumandiri.co) - Keluhan bukan hanya membuat orang yang mendengar ikut merasa terganggu, tapi juga berbahaya bagi kesehatan otak, fisik, dan mental. Berikut beberapa fakta yang perlu kamu ketahui agar jadi pertimbangan saat akan mengeluh lagi:
1. Berpikir lebih negatif
Penulis, ilmuwan komputer, psikolog dan juga filsuf, Steven Parton memaparkan teori ilmiah yang tertuang dalam esainya di Curious Apes. Ia meneliti bahwa emosi negatif dalam bentuk keluhan, baik yang terjadi pada diri sendiri atau berdasar pengalaman orang lain, ternyata berdampak negatif pada pikiran dan tubuh.
Untuk menjelaskan konsep teorinya, Parton menggunakan frase yang umum digunakan ahli saraf, 'Synapses that fire together wire together'. Menurut Waking Times, ini merupakan cara singkat untuk memahami esensi dari neuroplastisitas ilmu yang mempelajari bagaimana otak melakukan penyesuaian dengan sendirinya setelah paparan berulang.
Intinya, Semakin sering kamu mengeluh, semakin besar kemungkinan kamu berpikir negatif. Pada akhirnya, konsisten berpikir negatif mendorong kepribadian kamu menjadi negatif juga.
2. Menciptakan sikap pesimistis
Keluhan berulang menggiring kamu lebih pesimis. Dalam esainya yang kedua Parton menggambarkan pandangan menyeluruh yang lebih ringkas mengenai dampak keluhan. "Jika selalu mengeluh dan meremehkan kekuatan sendiri, kamu tidak akan berpikir kamu memiliki kekuatan untuk mengubahnya. Dengan demikian itu tidak akan pernah berubah."
3. Empati yang salah
Ketika kita melihat seseorang mengalami emosi (baik itu marah, sedih, bahagia, dan lain-lain), otak kita mencoba mengeluarkan emosi yang sama untuk merasakan apa yang dilalui orang lain. Inilah yang disebut empati.
Menurut Parton, saat kamu atau orang lain terus mengeluh, otak mampu beradaptasi dengan sifat negatif yang berasal dari keluhan tersebut sebagai bentuk empati. Pada akhirnya, kamu hanya akan merasa tidak bahagia dan menunjukkan perilaku negatif. Solusinya, coba kelilingi diri kamu dengan orang-orang positif yang menawarkan kebahagiaan.
4. Merusak daya ingat
Pindai MRI yang dilakukan oleh para peneliti dari Stanford University menunjukkan bahwa mengeluh konstan dapat menyebabkan menyusutnya hippocampus wilayah otak yang bertanggung jawab untuk fungsi kognitif. Hippocampus yang mengecil dapat menurunkan daya ingat dan kemampuan beradaptasi dalam situasi baru, bahkan berakibat kerusakan jangka panjang.
5. Meningkatkan kortisol (hormon stres)
Ketika kamu mengeluh, tubuh meningkatkan produksi hormon stres kortisol. Kortisol dalam jumlah tinggi berdampak pada banyak masalah kesehatan. Di antaranya peningkatan risiko depresi, masalah pencernaan, masalah tidur, tekanan darah tinggi, menurunnya kekebalan tubuh, obesitas dan diabetes juga risiko penyakit jantung.
6. Memperpendek usia
Kebiasaan mengeluh tidak hanya buruk pada saat itu terjadi, tetapi juga merugikan dalam jangka panjang. Penelitian yang diterbitkan dalam Archives of General Psychiatrymenemukan bahwa orang optimistis hidup lebih lama daripada pesimis, dengan risiko 55 persen lebih rendah dari semua penyebab kematian, dan risiko 23 persen lebih rendah meninggal akibat gagal jantung.
Hal ini sejalan dengan teori Parton bahwa ledakan emosi akibat banyak mengeluh bisa menyebabkan stres, dan memberi kontribusi bagi kematian dini. (wkc/vie)