Pemko Pekanbaru Kaji Tetapkan Siaga Banjir
PEKANBARU (riaumandiri.co)-Pemerintah Kota Pekanbaru tengah mengkaji penetapan status siaga banjir di Kota Pekanbaru. Hal tersebut dikarenakan sejumlah wilayah terendam banjir akibat tingginya curah hujan dalam beberapa hari terakhir
Demikian ditegaskan Pelaksana Tugas Walikota Pekanbaru, Edwar Sanger, kepada Haluan Riau, Selasa (29/11). Dikatakannya, salah satu wilayah yang paling parah terkena musibah bajir
Pemko berada di sekitaran bantaran Sungai Sail, Kecamatan Bukitraya Pekanbaru.
"Sedang kita kaji, hari ini rencana kita akan rapatkan. Kalau memang harus kita terapkan dan aturan memperbolehkan, kenapa tidak," ungkap Edwar.
Lebih lanjut, Edwar Sanger yang juga merupakan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau mengatakan kalau indikator penetapan status siaga banjir tersebut berdasarkan prediksi cuaca dari Badan Metereologi, Klimanologi, dan Geofisika beberapa hari ke depan. Selain itu laporan dari masing-masing camat yang wilayahnya terkena dampak banjir.
"Kalau melihat kondisi yang terjadi di Buktiraya, memungkinlan sekali (menetapkan Pekanbaru status siaga banjir). Di daerah Sakuntala itu sampai hari ini masih tergenang banjir. Belum surut. Kalau yang di Marpoyan sudah surut," terang Edwar Sanger.
"Makanya saya minta camat dan BPBD Kota Pekanbaru untuk bersiaga 24 jam. Apalgi beberapa hari kedepan saya dapat informasi dari BMKG curah hujan juga masih lebat," sambungnya.
Penetapan status tersebut, dikatakan Edwar bukan hanya sekedar seremonial saja. Namun dengan penetapan status siaga banjir, maka antisipasi secara prefentif. "Kan tidak harus menunggu banjir yang parah dulu baru kita tetapkan. Jadi pencegahan bisa kita lakukan," imbuh Edwar.
Di Pekanbaru, banjir paling parah terjadi di dua wilayah. Di sekitaran Sidomulyo, Kecamatan Marpoyan Damai yang menenggelamkan sebanyak 150 an rumah dan di Jalan Sakuntala, Kecamatan Bukitraya sebanyak 43 rumah. Warga yang rumahnya ada di tepi Sungai Batak dan Sungai Sail terendam banjir hingga mencapai tinggi 2 meter.
Salah satu penyebab terjadinya banjir disebutkan Sanger adalah akibat mendangkalnya sungai. Lantas apakah kemudian dalam waktu dekat akan dilakukan pengerukan terhadap sungai yang mendangkal, ia belum memastikan.
"Itu tidak mungkin dalam waktu dekat. Itu nanti harus lintas sektoral dibahas. Tapi rencanan itu jadi prioritas supaya tidak banjir lagi," pungkasnya.(dod)