Penuh Keterbatasan, Sindi Tetap Ingin Jadi Polisi
Janganlah tatap tingginya sebuah cita-cita, tapi tataplah kaki semangat yang sudah disiapkan untuk mencapainya. Sindi Lidya Ningrum (16), mempunyai cita-cita ingin menjadi seorang Polisi Wanita, meski dengan segela keterbatasan dimiliki anak bungsu dari lima bersaudara ini.
Senin 17 Agustus 2015 di lapangan terbuka Hijau Rengat, anak pasangan Rahmad Indra Bekti (alm) dan Leginem (55) ini dipercaya sebagai pembawa bendera merah putih saat dikibarkan di tengah-tengah ribuan pasangan mata dengan tiang setinggi 17 meter.
Deru langkah Paskibra didampingi puluhan Polisi dengan Formasi 17-8-45, masuk ke dalam lapangan saat itu. Di tengah-tengah pasukan tersebut,
siswi kelas XI SMKN 1 Pasir Penyu itu satu-satunya yang memegang Baki yang ditutupi kain berwarna orange. Satu persatu langkahnya menaiki tangga tribun untuk menemui Inspektur Upacara (Irup) saat itu masih diijabat Pj Bupati Inhu, H Kasiarudin. Sekarang Sindi sudah duduk di kelas XII dan tidak cukup satu tahun, siswi dengan tinggi lebih kurang 170 cm ini, akan menamatkan sekolah dan siap menatap masa depan.
"Dia anak yang keras, tidak pernah lelah untuk melakukan kegiatan apapun baik di rumah maupun di luar rumah, seperti dia tidak memikirkan dirinya, tapi dia punya kemauan untuk terus bisa berbuat, ungkap sang Ibu, Leginem.
Leginem hanya seorang buruh cuci di kelurahan Sekar Mawar, Kecamatan Pasir Penyu. Wanita 56 tahun ini mengungkapkan bahwa terkadang apa yang dilakukan Sindi memang tidak sebanding dengan apa yang mereka miliki saat ini.
Leginem mengungkapkan, bahwa dirinya hanya seorang buruh cuci dan saat ini jarang mendapatkan kerjaan, bahkan tidak jarang Sindi ikut membantu untuk mencuci dan menggosok pakaian.
Menurut Leginem, anaknya yang lahir 5 September 1999 di Air Molek ini memang selalu optimis dengan apa yang dilakukannya, namun tidak pernah memberatkan orangtua dan keluarga.
"Dia punya cita-cita menjadi Polwan, namun apa itu mungkin, karena dengan keadaan saat ini, pagi makan sore puasa. Rasanya itu akan sulit terwujud,
namun Sindi tetap mempunyai tekad yang dalam untuk meraih cita-cita nya. Saya sebagai orangtua tidak dapat berbuat banyak saat ini, kecuali berdoa dan mendukung apa yang dilakukannya.
Sindi hanya tinggal bersama ibunya di Desa Sekar Mawar dan baru dua bulan di sana, karena kakak dan abangnya sudah berkeluarga semuanya. Sebelumnya,
mereka tinggal di areal PT Tunggal Perkasa Plantation (TPP). "Saya mencuci dan menggosok berapapun orang mau mambayar akan saya terima. Asal bisa untuk membiayai sekolah Sinsi meskipun ada bantuan dari kakaknya dan Sindi juga terkadang mendapatkan beasiswa.
Diakuinya, keinginan Sindi untuk menjadi seorang Polisi selalu saja di tentangnya, karena setahunya, untuk masuk Polisi itu perlu biaya besar dan belum tahu akan bisa diterima.
"Saya hanya bisa berdoa, semoga apa yang dicita-citakan Sindi akan bisa tercapai. terwujud atau tidaknya semuanya kuasa Illahi robbi. Namun saya takut jika ini gagal akan membuatnya trauma atau putus asa, tambahnya.
Keinginan ini akhirnya mendapat perhatian khusus dari Kapolres Inhu AKBP Abas Basuni, wakil ketua DPRD Inhu Adila Ansori dan managmen PT TPP, Sumarno dan Sukmayanto. Mereka secara serentak langsung menyambangi kediaman Sindi di Sekar Mawar, Kamis (3/11) sore.
Sindi dan sang bunda langsung menyambut kedatangan mereka beserta bunyi suara berasal dari meteran listrik yang berarti pulsa Listrik Pra Bayar mereka harus diisi ulang kembali.
Di dalam rumah dari papan dan sudha terlihat lapuk dan tanpa plafon itu hanya terlihat sebuah kursi plastik yang juga sudah terlihat kusam. Didampingi ketua PWI Inhu, Raja Kasmedi dan beberapa wartawan, merekka akhirnya duduk di lantai rumah dari semen yang hanya dilapisi tikar plastik tipis.
Kapolres menyatakan bahwa untuk menjadi seorang Polisi, tidak dibutuhkan uang banyak. "Siapapun, jika biisa menjadi terbaik dalam seleksi bisa lulus, tanpa harus mengeluarkan biaya dan sudah banyak contoh,
mereka yang kurang mampu ekonominya lulus menjadi Polisi, tegasnya. Kapolres menyarankan agar Sindi menyiapkan diri untuk mengikuti tes, seperti kesehatan,
kemampuan Jasmani, fisik, mental, psikologi dan syarat adminsitrasi serta syarat lainnya. Oarang nomor satu di Mapolres Inhu ini menyebutkkan dirinya siap mendukung Sindi untuk mewujudkan cita-cita menjadi Polwan."Saya akan perintahkan satu orang Polwan untuk menjadi mentor Sindi dalam mempersiapkan diri mengikkuti seleksi Polwan tahun 2017 dan untuk itu masih banyak waktu, ungkapnya.
Kapolres juga meminta kepada Leginem untuk dapat mendukung anaknya, karena yakinlah untuk menjadi pengayom masyarakat itu, tidak harus punya uang yang banyak dan harus membayar.
Semua dikembalikan kepada Sindi, untuk bisa bersungguh-sungguh, karena tidak cukup dengan doa saja tetapi harus dengan kesungguhan dan tekat serta usaha untuk meraih dan Sindi sudah punya modal itu.
Sementara itu Adila Ansori juga menyatakan siap untuk mendukung cita-cita Sindi."Seluruh biaya sekolah Sindi hingga tamat Sekolah di SMK I Pasir Penyu ini akan menjadi tanggungan saya dan juga kebutuhan sekolahnya yang lain, tegasnya.
Begitu juga dengan piihak PT TPP. Adm Perusahaan, Sumarno menyatakan jika memang nantinya Sindi tidak lulus menjadi Polisi, tidak perlu kuatir,
karena perusahaan akan memberikan beasiswa kepada Sindi untuk kuliah di perguruan tinggi milik Astra dan tidak perlu mengeluarkan bisa apapun."Selesai sekolah Astra tersebut, Sindi akan langsung menjadi karyawan Astra nantinya, tegas Sumarno.***