Dahlan Iskan Minta Dibawakan Mesin Tik
JAKARTA (RIAUMANDIRI.co) - Dahlan Iskan yang sedang ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) Klas I Surabaya di Medaeng, meminta dibawakan mesin ketik kepada rekan-rekannya yang menjenguk. Dahlan Permintaan itu dipenuhi.
Hal itu diungkapkan salah satu kolega atau teman Dahlan, Misbahul Huda. Mantan Dirut PT Temprina Media Grafika itu mendengar langsung keinginan Dahlan tersebut. "Saya bezuk hari Jumat (28/10) pagi kemarin bersama dua teman saya," ujar Misbahul, Minggu (30/10).
Setelah menunggu antrean yang cukup lama, mereka bertiga masuk dan bertemu dengan Dahlan. Setelah bertemu, Misbahul lalu memberi Dahlan sejumlah buku untuk bahan bacaan. Mereka kemudian terlibat dalam pembicaraan yang serius tapi santai.
Kepada Dahlan, Misbahul mengingatkan bahwa dulu sahabatnya itu pernah mempunyai tiga obsesi. Yaitu ngopeni (memelihara) pesantren, membuat buku dan menjadi guru. Dalam kondisi Dahlan yang ditahan, Misbahul menyarankan agar Dahlan mengisi waktunya untuk menulis karya.
"Tokoh-tokoh besar kan menelurkan tulisan atau buku saat mereka berada di penjara," kata Misbahul. Dahlan menyetujui ide tersebut dan langsung meminta Misbahul mencarikan mesin ketik. "Saya tolong dicariin mesin ketik, begitu kata Pak Dahlan," lanjut Misbahul.
Sebenarnya ada ide untuk membawakan Dahlan sebuah laptop, tetapi membawa laptop di dalam sel tahanan tidak diperbolehkan. Misbahul sempat berujar akan membawakan Dahlan sebuah mesin ketik listrik. Tetapi Dahlan menolaknya dengan alasan akan susah mencari colokan listrik.
"Kami keluar setelah bertemu Pak Dahlan selama 30 menit. Setelah itu, segera saya hubungi teman-teman dan mesin ketik itu diserahkan ke Pak Dahlan sore harinya," terang Misbahul.
Selain meminta mesin ketik, Dahlan juga meminta dibawakan baju santai serta sejumlah buku yang salah satunya adalah novel berbahasa Inggris. "Saya lupa judul novelnya," tandas Misbahul.
Kepala Rutan Medaeng Djumadi mengatakan bahwa membawa mesin ketik ke dalam sel tahanan diperbolehkan. Karena mesin ketik sifatnya pribadi dan tak bisa digunakan untuk berinteraksi dengan dunia luar, tidak seperti laptop ataupun ponsel.
"Sifatnya kan sama dengan alat tulis. Hanya saja mesin tik bisa membuat tulisan menjadi lebih bagus dan tertata. Tidak apa-apa," kata Djumadi dikutip detik.com. Dahlan Sehat
Sementara Pengacara Dahlan Iskan, Peter Talaway, memastikan kliennya dalam kondisi sehat selama ditahan di Rutan Klas I Surabaya, Waru, Sidoarjo. Menurutnya, kondisi sel yang dihuni Dahlan Iskan dalam kategori layak.
"Pak Dahlan kemarin saya ketemu dalam kondisi sehat-sehat saja, tidak ada perlakuan atau diskriminasi juga terhadap beliau," ujar Peter, saat dikonfirmasi detikcom, Minggu (30/10).
Menurut Peter, ruang tahanan Dahlan sama seperti tahanan lainnya. Kliennya juga tidak mengeluhkan kondisi ruang tahanan yang dihuninya. "Kalau dibilang, namanya ruang tahanan ya tidak layak. Tetapi untuk ukuran Rutan di Indonesia ya ini termasuk layak," ujarnya.
Dia juga menepis rumor adanya kabar yang mengatakan Dahlan diberi ruang tahanan yang tidak layak. "Soal kabar-kabar itu bohonglah, tetap dia tidur di atas ranjang dan cukuplah," ucap Peter.
Dahlan menjadi tersangka di Kejati Jatim karena diduga melakukan tindak pidana korupsi dalam penjualan aset PT PWU di Kediri dan Tulunganggung pada periode tahun 2000-2010. Diduga penjualan aset itu di bawah Nilai Jual Objek Pajak (NJOP).
Namun jumlah kerugian negara yang terjadi akibat kasus ini masih dalam hitungan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Atas perbuatannya Dahlan dikenakan Pasal 2 dan atau Pasal 3 UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Rencananya Dahlan akan diperiksa kembali pada Senin (31/10) besok. Dahlan sebelumnya ditahan pada Kamis (27/10) setelah 5 kali menjalani pemeriksaan di Kejati Jatim. (h/yan)