Minta Tempat yang Layak
PEKANBARU (HR)-Meskipun Pemerintah Kota Pekanbaru telah melarang Pedagang Kaki Lima untuk berjualan di trotoar jalan. Namun, masih banyak dijumpai pengunjung, khususnya di Pasar Bawah.
Keberadaan Pedagang Kaki Lima kerap dianggap ilegal dan tidak sesuai dengan visi kota, terutama yang menekankan kepada aspek Keindahan, kebersihan serta Kerapian. Permasalahan ini tentu saja menimbulkan dua sisi dilematis, antara kepentingan hidup pedagang dan kepentingan pemerintah.
Para pedagang yang tidak memiliki keahlian khusus serta tuntutan hidup yang semakin keras, mengharuskan mereka untuk tetap bertahan dalam keadaan yang memprihatinkan. Ketika Haluan Riau mengunjungi Pasar Bawah, Kamis (12/2).
"Tidak ada pilihan lagi selain berjualan di trotoar ini, meskipun sering diadakan razia oleh Dinas Pasar. Namun saya tetap bertahan disini demi memenuhi kelangsungan hidup," ungkap Rosi salah satu pedagang sayur mayur.
Selaku pedagang yang telah berjualan sayuran selama 20 tahun, Rosi mengakui tak bisa berbuat banyak. Dirinya menyadari kebijakan dari Pemerintah Kota memang bertujuan untuk menertibkan serta membuat kota Pekanbaru lebih bersih dari PKL. Terlebih Pasar Bawah merupakan pusat perbelanjaan yang banyak dikunjungi wisatawan.
"Saya hanya berjualan disini setiap hari Senin dan Kamis saja, dengan membayar karcis sebesar Rp2 ribu. Dan saat diadakan razia, kami menunggu mereka (Dinas Pasar,red) pergi terlebih dahulu, baru bisa buka lapak lagi," jelas Rosi.
Pasar bawah merupakan satu-satunya pasar wisata yang menjadi ikon kota Pekanbaru, yang banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara.
Masalah PKL di Pekanbaru memang tidak kunjung selesai dan berlangsung setiap tahun tanpa adanya solusi tepat dalam pelaksanaannya. Apabila ingin bebas dari PKL, sudah seharusnya pemerintah menyediakan tempat yang lebih baik, lokasi strategis dan juga bisa memberikan alternatif untuk dapat membeli barang dengan harga yang murah.
"Kami berharap Pemerintah bisa menyediakan lokasi strategis yang bisa dijangkau oleh pembeli sehingga dagangan kami tidak sepi," harap Rosi jujur. (nur fitriyani dan sri monica)