RAPP Lakukan Pengelolaan Bahan Gambut
PANGKALAN KERINCI (HR)-PT RAPP mengaku komit dalam pengelolaan lahan gambut yang berkelanjutan terus ditingkatkan. Sumber daya manusia yang dimiliki PT RAPP pun terus ditempa melalui berbagai cara yang edukatif untuk meningkatkan kemampuan mereka mengelola lahan gambut di lapangan.
Irigation and Water Management Specialist PT RAPP Dedi Kusnadi Kalsim, Kamis (12/2) melalui rilisnya menyebutkan, lahan gambut memiliki caranya sendiri dalam prakteknya. Sebab, kandungan yang dimiliki oleh tanah gambut berbeda dengan tanah mineral pada umumnya.
"Kandungan tanah di lahan gambut berbeda dari tanah mineral. Sekitar 90 persen tanah gambut merupakan kandungan air dan 10 persen merupakan padatan dan pori atau udara. Sehingga diperlukan sistem pengelolaan air yang tepat dalam pemanfaatannya," kata Dedi yang ditemui di kantornya, Kamis (12/2) di Pangkalan Kerinci.
Pemanfaatan yang tepat, lanjut Dedi, hanya bisa dilakukan jika setiap individu memiliki ilmu yang tepat pula dalam mengelola lahan gambut dan dengan cara yang tepat.
"Setiap karyawan harus menerapkan cara yang tepat dalam mengelola air di lahan gambut. Sehingga ketinggian air muka tanah bisa tetap terjaga tanpa merusak ekosistem yang ada di sekitarnya," ungkapnya.
Manajemen PT RAPP sendiri telah menunjuk Dedi menjadi narasumber dalam pelatihan Water Management yang diselenggarakan selama hampir dua bulan mulai (6/2) hingga (14/2) di Pangkalan Kerinci. Pelatihan yang ditujukan bagi para karyawan yang menangani pengelolaan air di lahan gambut ini diikuti oleh peserta dari berbagai Estate PT RAPP yang tersebar di lima kabupaten di Riau.
Salah satu materi yang akan diberikan oleh mantan dosen Institut Pertanian Bogor itu, adalah mengenai cara menghitung jarak parit pada area lahan gambut agar ketinggian muka air tanah tetap stabil dan juga cara-cara yang baik dalam mengelola air di lahan gambut.
"Misalnya melalui Peat Dome Conservation dan pembuatan parit di areal gambut. Peat Dome Conservation, adalah melakukan pemanfaatan pada areal kaki lahan gambut. Bukan pada areal tengah atau kubah lahan gambut. Sebab, bagian tengah lahan gambut seharusnya dilindungi dan menjadi wilayah konservasi. Hal ini dimaksudkan agar kestabilan air di bagian kaki dan kubah tetap terjaga. Karena pada dasarnya lahan gambut itu bentuknya menyerupai bukit kecil dan ujung bukit itu disebut kubah, bukan datar," paparnya.
Selain itu, ada cara lain untuk mengatur ketinggian muka air tanah lahan gambut yang akan dia sampaikan dalam pelatihan, yakni melalui Peat Dam. Peat Dam adalah cara mengatur ketinggian air dengan membuat blocking air pada titik tertentu di aliran air agar ketinggian air bisa terjaga.
"Dalam penerapan ini, harus ada data peta topografi supaya tahu ketinggian kedua yaitu saluran air dan blocking kanal sehingga nanti ketinggian air di sebuah kawasan itu tetap terjaga. Dengan cara di blok-blok sehingga ketinggian air terjaga," jelasnya.
Ilmu yang akan diberikan kepada puluhan karyawan unit Riaufiber PT RAPP itu pun tidak hanya sebatas teori di kelas melainkan langsung pada implementasi water management di lapangan. Pada pelatihan yang digelar secara maraton itu, Dedi akan menuntun mereka untuk mempraktekkan apa yang dipelajari selama di kelas.
"Para karyawan akan saya ajak ke lapangan langsung agar mereka mengetahui bagaimana implementasinya di lapangan, tidak hanya sebatas teori dan sebagai cara untuk alih teknologi yang sebelumnya diterapkan. Bagaimana membuat parit yang benar di lahan gambut, berapa spacing-nya, berapa ketinggiannya," ungkapnya
Disampaikan Dedi, Pelatihan Water Management ini diselenggarakan dalam rangka memaksimalkan penerapan pengelolaan lahan gambut melalui pengelolaan air yang sudah diterapkan oleh perusahaan selama ini.
"Diharapkan dengan adanya pelatihan ini, implementasi pengelolaan lahan gambut dapat terus disempurnakan melalui tenaga kerja yang handal dan profesional yang ada," ujarnya.
Pelatihan Water Management ini melibatkan sekitar 50 karyawan PT RAPP yang berada di unit Riaufiber yang dibagi menjadi tiga kelompok. Masing-masing kelompok akan diberikan pelatihan selama satu minggu oleh para pakar gambut dan HTI yang telah ditunjuk oleh PT RAPP.
Kelompok pertama telah memulai training pada Jumat (6/2) dan akan berakhir pada Sabtu (14/2). Sementara kelompok kedua akan dimulai pada Jumat (20/2) hingga Sabtu (28/2). Sementara untuk kelompok terakhir akan dimulai pada Jumat (6/3) dan berakhir Sabtu (14/3).(rls/mel)