Hambatan Traveling ke Luar Negeri Sama Sahabat
JAKARTA (RIAUMANDIRI.co) - Traveling ke luar negeri bareng sahabat bisa jadi tidak selalu mudah. Inilah beberapa kisah yang dialami traveler saat liburan bareng sahabat ke luar negeri.
Mulai dari rempong di persiapan hingga salah paham dan beda pendapat perihal destinasi wisata, beberapa lika-liku yang tentunya pernah dialami oleh traveler yang jalan bareng sahabat ke luar negeri.
Jalan bareng sahabat memang seru, tapi pastinya selalu ada cerita hingga suka duka yang terjadi. kami mewawancarai seorang anggota komunitas bernama Rudiyanto via telepon, Kamis (22/9/2016) untuk mencari tahu lika-liku traveling bareng sahabat.
Pria kelahiran Lombok berumur 25 tahun yang berprofesi sebagai marcom di sebuah perusahaan yang akrab disapa @kokrudy atau Rudy ini memang suka traveling ke luar negeri bareng sahabat. Terakhir Rudy traveling ke lima negara Eropa bareng sahabatnya di bulan April.
"Terakhir bulan April ke Barcelona bareng sahabat, trip ke lima negara. Kebetulan sama sahabat. Kita satu sama lain sudah matching, sudah banyak kesamaan, jadi kita jalan bareng," ujar Rudy.
Rudy pun bercerita, ada suka duka dari traveling bareng sahabat. Dari bisa patungan bareng sampai tersasar bareng, semua itu tentu tak bisa didapat jika traveling sendirian.
"Kalau sukanya memang meminimalisir bujet, kita bisa preparing sendiri dari jauh-jauh hari, tentang apa yang mau dituju, sama kita nggak nyasar sendirian, ada kepuasan tersendiri," ujar Rudy.
Kalau untuk dukanya, Rudy menceritakan kadang ada saja sedikit perbedaan di antara ia dan sahabatnya. Mulai dari sahabat yang tidak on time sampai lupa waktu saat belanja.
"Untuk dukanya, pertama lama untuk belanja, lama menunggu, nggak komitmen sama waktu. Kelamaan di lokasi belanja, impactnya ke waktu di destinasi wisata, sama egois minta difotoin dan ngerasa kok hasil fotonya gak sebagus gue difotoin dia," curhat Rudy.
Tapi tidak hanya suka duka, Rudy juga pernah punya drama bareng temannya gara-gara salah paham perihal waktu buka destinasi wisata. Padahal sudah beli tiket, tapi destinasi wisatanya ternyata tutup lebih awal.
"Waktu itu di Museum Acropolis, itu kan tutupnya sampai sore ternyata sampai sana tutup, cuma buka setengah hari. Padahal kita udh beli entrance fee pas ke Athena 38 euro atau hampir Rp 450 ribu. Akhirnya kita kecewa sama salah satu sahabat kita, tapi dramanya cuma sampai 1 jam saja sih," cerita Rudy.
Lika-liku traveling berikutnya juga dialami oleh Putri (28), salah satu karyawan di bidang kreatif yang berdomisili di Jakarta. Putri pun juga bercerita seputar suka duka traveling ke luar negeri bareng sahabat.
"Sukanya ada teman patungan dan teman hura-hura bareng, dukanya kadang harus belajar toleransi, apalagi buat gue yang dominan," ujar Putri.
Dalam perjalanannya, Putri pun juga pernah mengalami drama bareng sahabatnya waktu mengikuti Festival Songkran di Thailand. Gara-gara temannya mabuk di klub, alhasil bangun telat dan batal berkunjung ke destinasi wisata.
"Pas di Chiang Mai, harusnya kita ke national park gitu, tapi gara-gara teman gue mabok jadi dia baru bangun jam 1 siang dan semua rencana gagal," curhat Putri.
Untuk mengimbangi sahabatnya, Putri pun tidak jarang mentoleransi dan mengalah. Tapi namanya sahabat, tentu tetap saling menjaga dan seru-seruan bareng dong. Apalagi ketika traveling bareng ke luar negeri. Mungkin kisah lika-liku traveling bareng sahabat seperti Rudy dan Putri juga pernah kamu alami. Mungkin ada yang berencana liburan ke luar negeri bareng sahabat dalam waktu dekat?(dtk/ivn)