Jalan Tol Masih Terkendala Tujuh Persil Tanah
PEKANBARU (RIAUMANDIRI.co) - Proses pembangunan jalan tol Pekanbaru-Dumai, hingga saat ini masih terkendala dalam proses pembebasan lahan. Saat ini, masih ada tujuh persil tanah, yang menghambat proses pembangunan jalan itu.
Hal itu diakui General Manager Divisi Jalan Tol dari PT Hutama Karya, M Rizal Sucipto, usai mengadakan rapat bersama Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, Kamis (15/9). Selain itu, Rizal juga mengakui, rencana ground breaking yang akan dilakukan Jalan Presiden Joko Widodo, dipastikan batal.
Terkait pembebasan lahan yang masih menghambat proses pembangunan jalan tol tersebut, Rizal mengatakan pihaknya telah menyerahkan seluruhnya ke pengadilan. PT HK juga telah menyiapkan anggaran untuk pembebasan lahan sebanyak tujuh persil yang masuk di persidangan.
"Kalau sekarang kita lakukan penggusuran kan tidak enak, biarkan dulu selesai semua di pengadilan. Kalau sekarang dikerjakan, loncat-loncat. Tak mungkin ada bangunan masih berdiri di tengah tol," terangnya. Untuk anggaran pembebasan lahan mulai dari Pekanbaru hingga Dumai, Rizal mengatakan, pihaknya bahkan menambah anggaran dari awalnya Rp55 miliar, menjadi Rp266 miliar.
"Jadi untuk keseluruhannya kita selesaikan dari awal hingga akhir. Paling lambat bulan Oktober tahun ini dibebaskan. Agar pembangunannya tidak terputus," tambahnya.
Sementara itu, Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman menjelaskan, untuk lahan yang masih bermasalah saat ini telah masuk dalam ranah pengadilan dan tinggal menunggu hasilnya. Jika telah ada hasilnya maka langsung dilanjutkan pembangunan.
"Selain itu juga ada secara teknis, yang ada di lapangan dibahas bersama agar satu kata. Intinya rapat ini mempercepat pembebasan lahan, dan melanjutkan pengerjaan yang telah dilakukan Hutama Karya. BPN juga ikut turun dalam penyelesaian masalah lahan itu," jelas Gubri.
Batal Sementara itu, rencana Presiden RI Joko Widodo untuk melakukan ground breaking jalan tol Pekanbaru-Dumai, dipastikan batal. Menurut Rizal, rencana ground breaking itu memang sudah lama diwacanakan dan selalu batal. Hal ini dikarenakan padatnya jadwal Presiden.
"jadi tidak ada perlu ground breaking, kurang baik dilakukan ground breaking tapi masih ada masalah pembebasan lahan yang belum bebas. Kemungkinan ground breaking batal," ujarnya.
Menurut Rizal, lenih baik langsung dilakukan peresmian pintu pertama jalan tol yang berada di tirik awal, tepatnya di Muara Fajar, Rumbai. Dan dijadwalkan pada bulan April 2017 mendatang.
"Paling cepat April, lambatnya Mei sudah selesai, jadi langsung dilakukan buka pintu pertama. Jalan tol siap di gunakan," ungkapnya. (nur)