Open House Sekolah Mutiara Harapan PT RAPP
PELALAWAN (HR)- Kegiatan Kindergarten Open House digelar Sekolah Mutiara Harapan yang berlokasi di kawasan Komplek PT Riau Andalan Pulp and Paper, Pangkalan Kerinci, Pelalawan, baru-baru ini.
Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk penjaringan bakat dan kreativitas para siswa TK dan SD di lingkungan SMH yang ditampilkan di depan para orangtua/wali dan guru mereka.
Salah satu penonton yang tampak antusias melihat putranya bermain peran itu adalah Zohera. Ibu yang bekerja di Qems Section Pech-Tech Service Indonesia itu terlihat sangat senang kala sang anak yang bernama M Ghazi putra tampil di hadapannya.
“Kita sebagai orangtua sangat bangga melihat penampilan mereka. Apalagi mengingat mereka masih anak TK dan SD kelas 1. Mereka berani tampil tanpa malu-malu,” ungkap Zohera antusias.
Kekagumannya juga meluap karena para pemeran sangat terlihat kompak dengan dekorasi panggung dan kostum yang menarik sehingga mampu menarik perhatian penonton untuk tidak mengedipkan mata.
“Memainkan drama musikal yang membutuhkan ketepatan mengikuti alur cerita dan kerja sama tim ditambah kostumnya lucu-lucu, dekorasi panggung yang atraktif," katanya.
Koordinator PYP SMH Sarah Olayvar mengungkapkan, acara Kindergarten Open House ini diselenggarakan untuk menunjukkan apa saja kegiatan sang anak selama ini di sekolah kepada para orangtua. Sebanyak 72 siswa TK dan SD terlibat dalam acara ini.
“Tujuan dari acara ini adalah kita ingin menunjukkan kepada para orang tua tentang apa yang selama ini dilakukan anak-anak mereka di sekolah karena kurikulum kita berbeda dengan kurikulum sekolah pada umumnya,” kata Sarah.
Perempuan asal Filipina itu menceritakan, sudah lebih dari 10 tahun SMH menerapkan kurikulum yang tidak digunakan pada sekolah di Indonesia pada umumnya. Penerapan kurikulum yang berbasis pada belajar sambil bermain. Menurutnya, kurikulum seperti itu bisa mempermudah siswanya memahami suatu pelajaran.
“Kurikulum utama kita tidak menggunakan kurikulum yang berbasis mata pelajaran, tapi berbasis pada bermain sambil belajar. Subject play base, not subject base. Jadi kita tidak menyebut pelajaran matematika itu math tapi play math,” jelasnya.
Dia berharap, melalui acara ini, para orangtua siswa bisa memahami lebih baik mengenai kurikulum yang diterapkan SMH karena cara belajar yang dipadukan dengan bermain adalah cara belajar yang menyenangkan.
“Kita berharap orangtua dapat memahami lebih baik mengenai kurikulum sekolah karena kurikulum seperti ini memang kurang dikenal masyarakat pada umumnya. Ini cara yang menyenangkan untuk belajar.
Dengan berakhirnya acara ini juga, kita berharap para guru bisa lebih mengembangkan lagi para siswanya agar sekolah bisa menghasilkan sesuatu yang lebih besar,” ungkapnya.(rls/mel)