Petro Selat Ltd Diduga Gulung Tikar
SUNGAI RAWA (RIAUMANDIRI.co) - Diduga selama enam bulan 60 orang lebih karyawan Petro Selat Ltd belum menerima gaji. Hal ini membuat karyawan tidak kuat lagi mengerjakan tugas yang diemban. Kondisi ini berdampak kepada aktivitas penyedotan minyak mentah dan gas bumi di Pesisir Selat jadi mandeg.
Anggota DPRD Siak Zulfi Mursal, Rabu (7/9) mengatakan, telah lama mengetahui permasalahan ini. Banyak masyarakat yang mengadu kepadanya, namun upaya mediasi yang dilakukan wakil rakyat tidak membuahkan hasil.
"Dari pertemuan yang dilakukan, ada kesan perusahaan tidak lagi memiliki uang, sehingga kami tidak bisa berbuat banyak. Karyawan sudah 6 bulan tidak gajian, utang ada di mana-mana. untuk itu sekarang mereka pilih mencari nafkah dengan kerja lain dan meninggalkan pekerjaan di Petro Selat. Kalau tidak begitu, mereka tidak bisa makan," kata Zulfi Mursal.
Terlihat aktivitas di Kantor Petro Selat Ltd sepi, hanya ada dua petugas yang stay di sana. Peralatan dan fasilitas terkesan terbengkalai.
"Ada 60 lebih karyawan yang belum menerima gaji, sekarang mereka terpaksa kerja di luar," imbuh Zulfi.
Melihat sepinya aktivitas di lapangan, lanjut Zulfi, ada kemungkinan perusahaan penyedotan minyak dan gas bumi kelas internasional yang beroprasi di Sungai Rawa itu akan gulung tikar. Terpaksa tutup karena pendapatan tidak mampu membayar gaji karyawan.
Sebagaimana diketahui bersama, Petro Selat Ltd telah belasan tahun menyedot minyak bumi di Sungai Rawa. Lima tahun yang lalu Petro Selat Ltd mendapat kepercayaan menyediakan bahan bakar gas PLTG Sungai Rawa. Sayang upaya yang dilakukan dalam menyedot gas bumi di wilayah itu belum membuahkan hasil yang maksimal.
Humas Petro Selat Ltd Aries Simbolon saat dikonfirmasi melalui telepon tidak memberikan jawaban, begitu juga dengan pesan singkat konfirmasi Haluan Riau tidak dijawab. (lam)