Rekam Jejak Irvan Herman Kurang Menonjol
PEKANBARU (RIAUMANDIRI.co) - Sejumlah kandidat calon Walikota Pekanbaru yang akan bersaing dalam ajang Pilkada pada tahun 2017 mendatang, mulai mengerucut. Dari beberapa nama yang masih bertahan, adalah Irvan Herman.
Kendati demikian, Irvan masih saja dinilai kurang 'diidolakan' masyarakat Pekanbaru. Pasalnya, Irvan yang dinilai wajah baru dalam dunia perpolitikan di Kota Bertuah memiliki rekam jejak yang kurang menonjol. Selain itu, Irvan juga dinilai masih berada dalam bayang-bayang orang tuanya, Herman Abdullah yang merupakan mantan Walikota Pekanbaru.
Irvan "Irvan Herman muncul ke permukaan katakanlah masih dalam bayang-bayang orang tua (Herman Abdullah,red)," ungkap pengamat politik DR Hasanuddin, Rabu (7/9).
"Jadi saya kira dari performa fisik ditampilkan dalam baliho dan lainnya, itu kan tidak bisa berbicara banyak. Orang akan mengidolakan katakanlah bisa memberikan dukungan setelah melihat ada rekam jejak yang kuat. Saya kira pada Irvan Herman, itu yang masih kurang menonjol atau kurang ditonjolkan. Saya pikir posisi Irvan Herman sebagai orang baru sangat wajar jika belum mendapat pasar yang luas di tengah-tengah masyarakat," sambung Hasanuddin.
Kendati begitu, Irvan Herman, kata Hasanuddin, masih memiliki peluang untuk menang dalam pertarungan tersebut. Apalagi dalam era politik modern saat ini yang cenderung kepada politik pencitraan.
"Bisa saja orang itu punya prestasi tapi dia tidak dicitrakan sebagai orang yang punya prestasi, orang tidak akan mengidolakan. Sebaliknya, orang itu tidak punya prestasi namun bisa dicitrakan baik," lanjutnya.
Lebih jauh, Hasanuddin menyebutkan semua calon yang akan bertarung memiliki peluang untuk menang, tergantung bagaimana memanfaatkan sumber daya politik yang dimiliki. Hanya saja, Hasanuddin memprediksi, incumbent dalam hal ini Firdaus yang masih menjabat selaku Walikota Pekanbaru, mempunyai peluang yang lebih besar.
"Saya tetap mengatakan bahwa peluang itu tetap terbuka bagi seluruh calon. Namun ini sangat tergantung kepada bagaimana memanfaatkan sumber daya politik yang dimiliki. Pada posisi itulah, incumbent itu diuntungkan," sebut Hasanuddin.
"Posisi incumbent itu adalah posisi dimana bisa memanfaatkan sumber daya politik. Misalnya, incumbent sudah mulai turun ke tingkat RT dan RW. Itu sudah berlangsung dua tahun yang lalu," lanjutnya.
Namun, katanya, kehidupan politik tidak sesederhana itu. Bisa saja, kemampuan politisi yang berada di sekitar incumbent mampu membalikkan keadaan. "Semuanya masih bisa terbuka peluang. Tapi memang harus diakui itu sumber daya politik incumbent itu lebih besar dibandingkan calon-calon lain," tegasnya.
Di Pekanbaru sendiri, lanjutnya, sejumlah nama sudah bermunculan. Sebut saja Ramli Walid. Meski belum terlalu lama muncul sebagai politisi, Hasanuddin menyebut kalau masyarakat sudah mengenal Ramli Walid sebagai birokrat yang berpengalaman dalam bidang pemerintahan.
"Saya kira, ada Pak Ramli (Walid), Pak Zulfan (Hafiz), Jufri Zubir juga bisa menjadi kuda hitam (dalam Pilwako Pekanbaru). Tanpa harus melirik calon yang lain, memang yang unggul tetap saja pada incumbent," ujarnya lagi.
Cerdas Memilih Terpisah, Ketua Pemuda Lira Kota Pekanbaru, Yopi Pranoto, mengingatkan masyarakat Kota Bertuah untuk bersikap cerdas dalam memilih. "Jika menjatuhkan pilihan, sebaiknya memang berasal dari keinginan sendiri, bukan paksaan dari pihak lain," ujarnya.
Menurutnya, agar bisa menjatuhkan pilihan yang tepat, masyarakat bisa menilai dari berbagai sisi. Mulai dari jejak rekam, prestasi, kredibilitas, kemampuan hingga kecerdasan dari para kandidat.
"Dengan bertanya atau berdiskusi, gambaran itu akan bisa didapat, mana yang berkualitas, atau yang hanya mengandalkan materi atau hanya bermodalkan dukungan keluarga," tambahnya.
Yopi menilai, dengan munculnya figur-figur yang tidak begitu dikenal atau figur yang dikenal namun dinilai belum mampu, di satu sisi mengakibatkan kepercayaan masyarakat mulai mengalami pengendoran.
"Kita selaku masyarakat tentu ingin nantinya memiliki figur walikota atau wakilnya yang mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Bukan hanya karena mampu dari segi percaya diri saja. Artinya yang betul-betul ingin membuat Pekanbaru jadi kota yang dipandang. Saya yakin masyarakat Pekanbaru sudah cerdas-cerdas," ujarnya lagi. (dod, ben)