Wapres: Istano Pagaruyung Contoh Kebersamaan Orang Minang
Batusangkar (riaumandiri.co)-Wakil Presiden (Wapres), Jusuf Kalla (JK) menyatakan pembangunan kembali Istano Basa Pagaruyung setelah hangus terbakar pada 2007 dapat dijadikan contoh kebersamaan dan kekuatan orang Minangkabau secara nasional.
"Setelah beberapa kali mengalami bencana kebakaran, Istano Pagaruyung kembali berdiri dan ini menjadi bukti bahwa orang Minangkabau memiliki kebersamaan, kekuatan, dan kesabaran," kata Jusuf Kalla pada acara prosesi menaiki Rumah Gadang Istano Basa Pagaruyung di Nagari Pagaruyung, Selasa (6/9).
Prosesi menaiki Istano Basa Pagaruyung ini juga disaksikan Ketua DPD RI Irman Gusman, Anggota DPR RI Ny Betty Shadiq, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, Wagub Nasrul Abit, dan Mantan Bupati Tanah Datar M. Shadiq Pasadigoe dan Masriadi Martunus.
Wapres menyebut keberadaan Istano Basa Pagaruyung merupakan aset pariwisata yang bernilai sejarah dan budaya yang dapat dijadikan sumber ilmu pengetahuan, adat dan budaya.
Ia menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu proses pembangunan kembali Istano Basa Pagaruyung sehingga kebanggaan orang Minangkabau ini kembali berdiri kokoh sebagai pusat pengembangan adat dan budaya di Nusantara.
Sementara itu Bupati Tanah Datar, Irdinansyah Tarmizi dalam sekapur sirihnya menyampaikan Istano Basa Pagaruyung yang berdiri saat ini sebenarnya adalah replika dari bentuk aslinya.
"Istano Basa yang asli terletak di atas Bukit Batu Patah dan terbakar habis pada sebuah kerusuhan berdarah pada tahun 1804. Istano tersebut kemudian didirikan kembali namun kembali terbakar tahun 1966," tambahnya.
Kemudian Istano Pagaruyung dibangun kembali pada tahun 1976, dengan peletakan Tonggak Tuo (tiang utama) pada 27 Desember 1976 oleh Gubernur Sumbar, Harun Zain.
"Bangunan baru ini tidak didirikan di tapak Istano yang lama, tetapi di lokasi baru di sebelah Selatannya," katanya.
Namun pada 27 Februari 2007, terjadi kebakaran hebat akibat sambaran petir di gonjong Istano Pagaruyung yang mengakibatkan hangusnya bangunan dan benda-benda peninggalan sejarah.
Diperkirakan hanya 15 persen yang dapat diselamatkan dan saat ini berada di Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Tanah Datar.
"Atas dukungan Bapak Jusuf Kalla beserta keluarga dan seluruh pihak, akhirnya dibangun kembali dengan megah seperti yang kita saksikan sekarang ini yang diresmikan oleh Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 30 Oktober 2013," ujar Irdinansyah.
Rangkaian prosesi menaiki rumah adat ini diawali tari pasambahan (menyambut tamu), mangunyah siriah (mengunyah daun sirih), managua (menyapa tamu secara adat), pidato pasambahan makan, dan makan bajamba (makan bersama secara adat). (ant/azw)