Rusia Bantu Bangun Pembangkit Nuklir Pertama Mesir
Kairo (HR)- Presiden Mesir Abdel Fatah al-Sisi menyatakan akan bekerja sama dengan Moskow untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir pertama di Mesir. Pernyataan ini disampaikan Sisi pada hari kedua kunjungan resmi Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Mesir dan Rusia telah menandatangani nota kesepahaman untuk membangun pabrik nuklir pertama di kota utara El- Dabaa," kata Sisi dalam konferensi pers di istana kepresidenan Al-Qubba, Kairo, seperti dikutip dari Al-Arabiya, Selasa (10/2).
Selain kerja sama pembangkit nuklir, Sisi juga menuturkan Kairo-Moskow akan memperkuat kerja sama di bidang militer.
Sisi, yang memerangi kelompok pemberontakan di Semenanjung Sinai, menyatakan dia dan Putin sepakat bahwa "tantangan terorisme yang dihadapi Mesir dan yang dihadapi Rusia tidak berhenti di wilayah perbatasan".
Sisi juga menekankan pentingnya solusi kedua negara terkait dengan konflik Palestina-Israel dan upaya mempertahankan keutuhan Libya.
Dalam kunjungan kenegaraan pertamanya ke Mesir dalam satu dekade, Putin menyatakan mereka sepakat bekerja sama dalam upaya memerangi terorisme.
Putin berharap akan ada babak baru terkait dengan perundingan untuk menyelesaikan konflik di Suriah setelah beberapa tokoh oposisi dan pemerintah Damaskus bertemu di Moskow pada bulan lalu.
"Kami berharap ada babak berikutnya terkait dengan pembicaraan tersebut, sehingga membantu penyelesaian upaya damai di Suriah," kata Putin.
Putin tiba di Mesir pada Senin (9/2). Kunjungan ini untuk meningkatkan hubungan ekonomi dan politik Moskow dengan Kairo.
Putin, yang tengah menghadapi sanksi Barat atas dukungannya terhadap separatis pro-Rusia di Ukraina, disambut hangat di Kairo, dengan menghadiahkan Sisi sebuah senapan Kalashnikov buatan Rusia.
Sedangkan Mesir tengah menghadapi serangkaian kerusuhan terkait dengan upaya Sisi memberangus pendukung Ikhwanul Muslimin, yang masih setia kepada pemimpin Mesir sebelumnya, Muhammad Mursi. Pemerintah Mesir menyatakan Ikhwanul Muslimin merupakan organisasi teroris dan terlarang di negara itu.(tpi/ivi)