Relokasi Pasar Ikan Tsukiji di Tokyo Tertunda
TOKYO (RIAUMANDIRI.co) - Pemindahan pasar ikan Tsukiji di Tokyo tertunda, Pemicunya adalah kekhawatiran akan adanya kontaminasi di tempat baru. AFP (01/09) melaporkan bahwa rencana relokasi pasar ikan terbesar di dunia, Tsukiji, diundur. Kemarin gubernur baru Tokyo, Yuriko Koike, menyebut akan menunda pemindahan sampai setidaknya awal tahun depan.
Koike menunggu hasil pengujian air tanah di lokasi baru yang merupakan bekas pabrik gas. Timbul kekhawatiran akan kontaminasi beracun di fasilitas baru tersebut.
Sebab ada kritik kalau tanah terkontaminasi ditemukan di tempat bekas produksi gas itu. Pemerintah lokal sampai membayar 86 miliar yen untuk biaya pembersihan.
Koike yang terpilih bulan lalu sebagai gubernur wanita pertama di Tokyo, berjanji untuk mempertimbangkan kembali rencana relokasi. "Tak perlu dijelaskan, ini merupakan pasar yang menangani makanan segar. Pemerintah metropolitan Tokyo, yang berperan utama menjalankan pasar, bertanggung jawab untuk memberitahu dunia: 'Ini aman'," tutur Koike pada konferensi media saat mengumumkan penundaan, seperti dilansir dari AFP.
Koike pun mengatakan ingin menunggu hasil pengujian air di bulan Januari. Namun ia tidak mengungkapkan apakah akan mempertimbangkan pembatalan relokasi jika hasil tesnya buruk.
"Saya mau menunggu pemeriksaan selesai dilakukan tim proyek," tambah Koike. Ia juga sempat mempertanyakan angka 588 miliar yen dalam biaya relokasi. Jumlah itu 36 persen lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.
Biaya termasuk relokasi pasar ke lokasi yang tidak terlalu di tengah dan membangun fasilitas modern sekitar 40 persen lebih besar. Juga keberadaan lemari pendingin terkini.
Adapun rencana relokasi pasar berusia lebih dari 80 tahun itu memang telah bertahun-tahun muncul. Para pendukung relokasi mengatakan bahwa ada kebutuhan akan peningkatan teknologi.
Sebelumnya sudah direncanakan lokasi baru pasar Tsukiji akan dibuka bulan November mendatang. Media Jepang melaporkan bahwa penundaan relokasi dapat menelan biaya sekitar 7 juta yen per hari. Hal itu pun bisa menunda pembangunan jalan bebas hambatan penghubung lokasi pasar sekarang dengan athlete village yang dibangun untuk Olimpiade Tokyo 2020.(dtk/ivn)*