800 Ton Ikan Keramba di Danau Maninjau Mati
MANINJAU (RIAUMANDIRI.CO) - Petani keramba jala apung di Danau Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat mengalami kerugian yang ditaksir mencapai Rp9 miliar. Hal itu menyusul kematian ikan jenis nila dan majalaya milik petani setempat.
Hingga Kamis (1/9/2016) siang, kematian ikan-ikan milik warga ini sudah mencapai 800 ton. Fenomena alam ini meluas di Nagari Tanjung Sani Tanjung Alai dan Nagari Koto Malintang hingga menimbulkan bau tak sedap.
"Besok kita akan bergotong royong bersama warga membersihkan bangkai ikan ini," ungkap Hendra Putra, Camat Tanjung Raya, Kamis (1/9/2016).
Diperkirakan kerugian yang dialami petani mencapai lebih dari Rp9 miliar dengan asumsi harga ikan jenis nila dan majalaya di tingkat petani Rp19.000 per kilogram.
Untuk mengantisipasi dan menghindari kerugian yang lebih besar, pemerintah mengimbau petani dan pemilik keramba jala apung mengurangi jumlah keramba yang saat ini telah jauh melebihi kapasitas aman.
Jumlah keramba jala apung yang tersebar di Danau Maninjau saat ini mencapai 17 ribu keramba. Sementara dalam aturan yang dikeluarkan pemerintah setempat batas maksimal hanya berjumlah 6.000 keramba.
Peristiwa ini berawal sejak angin kencang melanda daerah tersebut pada Jumat 26 Agustus lalu. Angin kencang yang menerpa permukaan air danau menyebabkan belerang di dasar danau naik ke permukaan yang disebut masyarakat setempat sebagai fenomena "tubo belerang".
Menipisnya kadar oksigen dan melimpahnya gas akibat pembusukan kandungan hara yang sudah melewati ambang batas, membuat ikan-ikan di dalam keramba jala apung mati dalam hitungan jam. Fenomena ini juga dialami petani keramba jala apung maninjau pada Januari dan Februari lalu.(n44/okz)