Kepri Antisipasi Virus Zika Masuk dari Singapura
BATAM (RIAUMANDIRI.CO) - Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau melakukan berbagai langkah antisipatif untuk menangkal masuknya virus zika dari Singapura mengingat lalu lintas warga dari negara itu ke berbagai daerah di Kepri relatif padat.
"Pemerintah Singapura sudah menyatakan ada warganya positif zika sebanyak 41 orang. Tentunya kami pada saat ini melakukan antisipasi cegah tangkal," kata Kepala Dinas Kesehatan Kepri Tjetjep Yudiana di Batam Kepri kepada wartawan kemarin.
Dinas Kesehatan mengumpulkan seluruh pihak terkait antisipasi penularan virus mematikan itu dari Kota Batam, Kabupaten Karimun, Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan yang memiliki pelabuhan internasional sebagai pintu masuk dari Singapura.
Dinas Kesehatan bekerjasama dengan pengelola kapal membagikan Kartu Kewaspadaan Kesehatan (Health Alert Card) kepada seluruh penumpang dari Singapura yang menuju Batam. Dalam kartu berwarna kuning itu, penumpang diminta untuk menjawab pertanyaan, apalah menderita penyakit tertentu dan menyebutkan negara-negara yang dikunjungi selama dua pekan terakhir.
Setelah tiba di pelabuhan di Indonesia, maka petugas juga akan memeriksa suhu tubuh penumpang, sebagai indikasi awal orang yang terkena virus zika.
"Kami akan hidupkan seluruh thermo scanner. Seluruh pelabuhan sudah punya thermo scanner, tinggal diaktifkan. Kecuali di Karimun dan Nongsa," kata dia.
Bila thermo scanner belum diaktifkan, maka petugas akan menggunakan alat mengecek suhu tubuh dengan alat yang ditempelkan di kepala. Meski harus diperiksa satu persatu, namun dia optimistis proses itu tidak akan mengganggu antrean penumpang dalam pemeriksaan imigrasi. Selain itu, Dinkes dan kesehatan pelabuhan juga menugaskan seluruh petugasnya untuk jeli memperhatikan setiap penumpang yang dicurigai mengidap virus zika.
Ia menjelaskan, ada empat gejala yang perlu diwaspadai, yaitu panas tinggi, mata merah, ruam kemerahan di kulit dan kepala pusing hingga mata terasa tertarik ke dalam.
Bila empat gejala itu dimiliki penumpang, maka Dinkes akan mengetes darah penumpang demi memastikan kembali. Suspect akan diambil darahnya untuk dilakukan pemeriksaan. BTKLPP (Ba lai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit) sudah punya alatnya," katanya.
Kepala Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Kelas I Batam, Slamet Muslianto mengatakan, telah memiliki Polymerase Chain Reaction untuk memeriksa virus. Hanya saja BTKLPP Batam belum dilengkapi reagen sebagai tambahan untuk mendeteksi. Dia mengatakan sedang berupaya untuk mendatangkannya dari Jakarta.
Kepri merupakan provinsi yang berbatasan perairan dengan empat negara, yaitu Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam.
Di Kepri terdapat belasan pelabuhan yang melayani pelayaran langsung dari Singapura mengangkut wisatawan mancanegara dan warga yang memiliki urusan di negara tetangga. (ant/rud)