Indra Minta Dinas Peka
BUNGARAYA (riaumandiri.co)- Ketua DPRD Siak Indra Gunawan turun melakukan reses menjemput aspirasi masyarakat di Kampung Kemuning Muda, Kecamatan Bungaraya, Rabu (10/8). Dalam masyarakat menyampaikan beberapa keluhan yang dialami dalam mengolah sawah, terutama soal hama wereng yang merata menyerang seluruh hamparan sawah di Bungaraya.
Apa yang disampaikan masyarakat dibenarkan oleh Kepala UPTD Pertanian Bungaraya, luas sawah di Bungaraya adalah 2200 haktar, dan semuanya diserang wereng. Tahun ini serangan hama lebih berbahaya, dalam satu rumpun padi bisa dikerumuni 500 ekor wereng. Jika tidak mendapat penanganan serius, maka petani padi terancam gagal panen.
Menanggapi keluhan itu, Ketua DPRD Siak Indra Gunawan meminta kepada Dinas Holtikultural dan Tanaman Pangan agar Peka terhadap keluhan petani dan kondisi yang terjadi di sawah. "Saya minta Dinas Peka terhadap kondisi yang dialami petani, lebih bagus memberi obat untuk memberantas hama, daripada harus memberi uang untuk kehidupan petani," tegas Indra Gunawan.
Politisi Partai Golkar ini mengaku masalah hama wereng menjadi PR bagi pihaknya, untuk mendesak dinas agar mencarikan solusi secara cepat. Terkait penganngaran pengadaan obat pemberantas wereng, Dewan siap membantu dalam pembahasan.
Kepala UPTD Pertanian Bungaraya Swanto saat dikonfirmasi menceritakan berbagai upaya yang telah dilakukan Dinas, namun keterbatasan obat menjadi suatu kendala. Pasalnya sawah di Bungaraya diserang hama wereng secara merata, sementara ketersediaan racun pemberantas wereng tahun ini terbatas.
"Stok obat tahun ini 2000 liter, kalau tahun-tahun sebelumnya 4000 liter. Tentu tidak cukup, ditambah lagi hama tahun ini lebih banyak, kalau hanya 50 ekor tiap rumpun masih mudah dibasmi, sekarang tiap rumpun padi dikerumuni sampai 500 ekor wereng," kata Suwanto.
Selama hama menyerang, pihaknya telah turun 2 kali melakukan pengendalian, dan dalam minggu ini akan turun kembali melakukan pengendalian. "Masalah obat yang dikeluhkan petani, menurut kami itu tidak benar, karena merk yang dianggap bagus sebenarnya bahan aktifnya Sam, cuma beda merk," terang Swanto.
Selain itu, menurut Swanto dalam meracun wereng petani tidak mengikuti standar operasional prosedur. "Wereng itu posisinya di bawah, tengah batang. Penyemprotanya juga harus dari bawah, tidak bisa hanya disemprotkan dari atas daun, ke dua, standar yang ditetapkan untuk 1 haktar sawah 30 tangki, petani menyemprotnya hanya 12 sampai 15 tengki, tentu kurang berdampak," kata Swanto.
Lebih jauh, Swanto mengatakan tahun depan petani harus mengganti faritas padi yang dibudidayakan. "Sekarang faritas Logawa, nampaknya hama sudah kebal dengan faritas ini, maka tahun depan harus ganti farita," pungkas Swanto.***