Menikmati Indahnya Senja di Tepi Danau Toba
PARAPAT(riaumandiri.co)- Semilir angin membelai rambut Iman pada Selasa (23/8/2016) di ujung daratan Parapat, tepat di tepi Danau Toba. Semburat senja mulai mewarnai cakrawala di atas danau yang terbentuk akibat letusan gunung ribuan tahun lalu.
Iman datang menggunakan skuter Vespa berwarna krem, kemudian memarkirkannya di depan Rumah Pengasingan Bung Karno. Ia duduk termenung menunggu matahari tenggelam.
Di sekitar Iman, muda-mudi juga tampak asyik memainkan smartphone sambil menyunggingkan senyum. Pohon-pohon pinus dan cemara turut bergoyang di ujung sore yang cerah itu.
Kegiatan Iman serta muda-mudi di tepi Danau Toba layak diikuti jika tengah berkunjung ke Parapat. Iman yang bernama lengkap Iman Sirait itu mengatakan, biasanya menjelang pukul 18.00 WIB, pemandangan yang bisa dilihat terbilang bagus.
"Biasanya jam segitu, matahari sudah mulai turun," jelas laki-laki yang tercatat sebagai warga Simalungun.
Sejauh mata memandang, Danau Toba terhampar luas seperti tak berujung. Namun, sepucuk bukit tampak menyembul.
"Itu daerah Pangururan," tutur Iman sambil menunjuk sebuah pucuk gunung di kejauhan.
Jam mulai menunjukkan pukul 18.20 WIB. Warna jingga, biru, dan awan hitam berkelir di langit. Dahan-dahan pohon cemara bergoyang kencang. Satu per satu muda-mudi mulai menyalakan mesin dan memacu motor menuruni jalan aspal.
Sambil menyesapi suasana senja yang pergi, ada baiknya menyiapkan minuman. Tak ada penjual di seputaran kompleks Rumah Pengasingan Bung Karno.
Namun, jangan lupa untuk membawa pulang sampah. Tak jauh dari besi pembatas, tampak sampah-sampah botol maupun plastik berceceran.
Tak sulit untuk mencoba menikmati senja di dekat Rumah Pengasingan Bung Karno. Dari Jalan Siborong-Borong-Parapat tepat di Loket Bus Sejahtera, ada angkutan kota yang lewat titik itu.
Dari loket bus tersebut, perjalanan bisa dilanjutkan naik angkutan kota dengan nama "Wisata Indah", "Parsito", dan angkutan kota lainnya yang tersedia mulai pukul 06.00 hingga sekitar pukul 18.00 WIB.
Mintalah turun di Rumah Pengasingan Bung Karno, Jalan Istana Nomor 5. Masyarakat Parapat telah mengenal tempat ini dengan sebutan Mess/Pesanggrahan Parapat milik Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
(ivn/kom)