Disperindag Minta Pemprov Buka Kran Impor
PEKANBARU (riaumandiri.co)-Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) kota Pekanbaru meminta Pemerintah Provinsi Riau untuk bisa membuka kembali kran impor, khususnya bagi pasokan gula di Kota Pekanbaru. Ini mengingat kurangnya ketersediaan gula yang berdampak pada tingginya harga gula dipasar saat ini mencapai hingga Rp17 ribu perkilo.
Demikian diungkapkan oleh Kasi Disperindag Pekanbaru Mas Irba Sulaiman, Rabu (20/7) di kantornya. Menurutnya, kurangnya stok gula saat ini tidak sebanding dengan kebutuhan gula bagi masyarakat. Dalam ketersediaan bahan kebutuhan pokok, memang pemerintah yang mengatur terhadap tata niaga perdagangan.
Namun, seiring dengan tingginya harga kebutuhan gula saat ini, hingga mencapai di atas 20 persen. Sudah seharusnya menjadi perhatian bagi pemerintah dalam menambah stokketersediaan gula, apalagi mengingat momen perayaan hari raya Idul Adha, Natal dan Tahun baru berdekatan.
"Bila terjadi kenaikan berturut-turut diatas 20 persen, maka pemerintah haruslah melakukan intervensi. Alhamdulillah dalam hal ini, pemerintah propinsi melalui Disperindag Riau sudah mengajukan kepada Gubernur Riau untuk membuka kembali kran impor bagi ketersediaan gula," ujar Irba.
Diakuinya, kekhawatiran Pemprov Riau terhadap tidak lakunya hasil para petani apabila dalam masa bersamaan terjadi panen, tentu bukanlah menjadi alasan. Karena jika dibiarkan berlarut-larut dikhawatirkan akan semakin menekan masyarakat dengan tingginya harga. Serta semakin merajalelanya para spekulan dengan menyimpan gula, sehingga berdampak pada tingginya harga.
Oleh karena itu, diharapkan adanya gebrakan yang dilakukan oleh pemerintah dengan menunjuk perusahaan yang bisa mengimpor gula, guna menghindari kelangkaa gula.
Meski sejak Ramadan lalu, pemerintah telah mensuplay gula sebanyak 465 ton, yang dibagi alokasinya melalui Bulog sebanyak 350 ton dan melalui Perusahaan Perdagangan Indonesia sebanyak 115 ton. Namun tidak serta merta bisa mencukupi kebutuhan gula bagi masyarakat.
"Dari suplai tersebut, saat ini hanya tersisa sebanyak 20 ton di bulog. Diperkirakan jumlah tersebut akan habis dalam beberapa hari ke depan. Sementara bulan ini, direncanakan Bulog akan mendatangkan suplay gula sebanyak 1.000 ton. Namun jumlah tersebut hanya bisa mencukupi kebutuhan untuk 2 bulan, dan masih kurang," jelas Irba.
Maka dari itu, dengan adanya forum bulog tersebut sudah cukup membantu terhadap ketersediaan gula dan menekan harga gula yang langka di pasar. Untuk itu, perlunya dibuka kran impor dan apabila produksi dalam negeri melimpah maka pemerintah berhak untuk penutupan kran impor tersebut.
"Itu adalah komitmen yang telah kita bentuk. Apalagi presiden sudah komit apabila terjadi kenaikkan diatas 20 persen maka kran impor bisa dibuka," tuturnya.
Diharapkan dengan adanya pembukaan kran impor tersebut bisa mengembangkan posisi harga gula kembali ke harga semula. Masyarakat tidak kesulitan lagi untuk mendapatkan stok gula dan gula tidak langka di masyarakat.
Ia juga menambahkan, permintaan pembukaan kran impor tersebut sudah dilakukan secara tertulis kepada Disperindag propinsi, untuk diteruskan ke Gubernur Riau dan juga ke Pemerintah Pusat.
"Kran impor inilah satu-satunya jalan, kalau tidak spekulasi akan bermain, "pungkasnya.***