Kondisi SMAN 1 Bonai Memilukan
PASIR PENGARAIAN (riaumandiri.co)- Bila menyaksikan kondisi sekolah SMAN 1 Bonai Darussalam, sedikit miris dan memilukan. Bagaimana tidak, selain sarana dan prasana sekolah yang sangat amat minim, para guru penghuni sekolah yang mengajar di sekolah ini hanya 2 orang yang berstatus Pegawai Negeri Sipil. Selebihnya pegawai honorer, yang diantaranya digaji oleh komite sekolah.
Minimnya tenaga pendidik dari kalangan PNS dan minimnya sarana penunjang peningkatan pendidikan anak didik di sekolah ini ternyata sudah berlangsung sejak tahun 2010 atau sejak sekolah ini pertama melakukan penerimaan siswa dan siswi baru. Anehnya, permintaan guru didik PNS sudah sering disampaikan kepada Pemerintah melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora) Rohul, namun hingga saat ini tidak jelas juntrungannya.
“Usulan penambahan guru PNS, hampir setiap tahun kita usulkan, tapi belum ada respon. Demikian juga dengan usulan sarana prasarana sekolah seperti ruang labor dan perpustakaan, juga belum diakomodir. Padahal sekolah setingkat SMA, seharusnya ada ruang labor dan perpustakaan,” ungkap Hasan Basri, S.Ag. M.M.Pd, didampingi Zulfahrianto, SE Kepala Desa Sontang, Selasa (19/7).
Jika dibandingkan dengan sekolah SMA Negeri lainnya baik yang berada di Ibukota Kabupaten Rokan Hulu, maupun sekolah yang berada di Ibukota Kecamatan lain di Rokan Hulu, baik dari segi kelengkapan sarana prasarana maupun dari segi kelengkapan tenaga pengajar, secara kasat mata SMAN 1 Bonai Darussalam, sangat jauh tertinggal.
“Untuk mengejar ketertinggalan sekolah ini dibutuhkan guru teladan. Guru yang serius, iklas, tulus dan siap mengabdi dan bukan sekedar numpang lewat untuk sebuah jabatan. Karena selama ini Bonai Darussalam, selalu dijadikan sebagai tempat ancaman tempat mutasi. Artinya, sudah jelas Bonai Darussalam, membutuhkan guru teladan, malah dikasih guru bermasalah. Nanti tambah pula penyakitnya,” terangnya.
Minimnya tenaga pendidik serta alat kelengkapan peningkatan kegiatan belajar mengajar disekolah Bonai Darussalam ini seharusnya sudah sampai ke telinga DPRD. Pasalnya, setiap anggota DPRD Rohul, memiliki hak dan kewajiban untuk mengunjungi konstituennya (pemilih dari daerah pemilihannya) melalui kegiatan reses. Namun apa yang dirasakan masyarakat tidak seperti yang diharapkan.
“DPRD dan Pemerintah hendaknya lebih peduli lagi dengan kondisi Bonai Darussalam ini. Bagaimana generasi Bonai ini maju kalau tenaga pendidiknya minim, dan bagaimana bisa berkembang jika sarana fasilitas sekolahnya tidak lengkap seperti daerah lainnya. Jadi, kami mengharapkan usulan penambahan guru dan pengadaan fasilitas sekolah hendaknya menjadi catatan kepada eksekutif dan legislatift,” tambah Zulfahrianto.
Menurut Kades Sontang, Zulfahrianto, jumlah guru yang dibutuhkan di SMAN 1 Bonai Darussalam sebanyak 17 orang. Katanya, jika jumlah tersebut tidak bisa diakomodir tahun ini supaya dipenuhi tahun 2017 mendatang. “Kalau ke-17 guru ini tidak bisa dipenuhi tahun ini, kami meminta agar dipenuhi 2017. Untuk tahun ini 6 orang guru saja dulu. Dan eloknya, guru honor yang sudah bertugas di SMAN 1 Bonai Darussalam, diangkat menjadi PNS. Kalau guru PNS dari luar daerah, takutnya tidak betah,” ungkapnya. ***