Istri Komjen Tito: Saya Tak Mau Uang dari Meres
JAKARTA (riaumandiri.co)-Seorang istri sangat berperan dalam karier sang suami, termasuk agar mereka terhindar dari perilaku korupsi. Hal itu disadari betul Tri Suswati, istri calon Kepala Kepolisian RI, Komisaris Jenderal Tito Karnavian.
Tri tidak mau menerima uang pemberian Komjen Tito, jika di luar gaji yang asal-usulnya tidak jelas. Kalau pun ada pendapatan di luar gaji, sudah semestinya istri tahu.
"Selain gaji itu mungkin pendapatan-pendapatan yang di luar seharusnya istri harus memperingatkan suaminya, ini apa, harus ditanya," ujar Tri, di rumah dinas Komjen Tito di Kompleks Polri Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (22/6).
Hal itu disampaikan Tri usai mendampingi sang suami menerima kunjungan pimpinan dan anggota Komisi III DPR RI. Kunjungan ini adalah
Istri
rangkaian proses pengangkatan Tito sebagai Kapolri pengganti Jenderal Badrodin Haiti.
Menurut Tri, dia dan Komjen Tito sejak awal sudah memiliki perjanjian untuk saling mengingatkan. Kebetulan dulu, baik Tito maupun Tri sama-sama bekerja.
Bagi Tri dan Komjen Tito, soal uang itu tergantung bagaimana keluarga itu mengatur. Sebesar apa pun pendapatan, bila tak bisa mengatur tentu akan kurang juga. "Uang itu bagaimana mengaturnya, bagaimana pun banyaknya kalau nggak bisa mengatur ya habis juga," papar Tri.
Dalam kesempatan itu, Tri juga menyatakan komitmen untuk terus mengawasi sang suami, agar tetap berada pada jalan yang lurus.
"Iya, selalu, selalu diingatkan kepada Pak Tito, kita tidak ada apa-apa yang dibawa kalau mati. Buat apa kita macam-macam kalau hidup jadi nggak tenang," jawab Tri.
Dari pantauan di rumah dinas Komjen Tito, kedatangan rombongan anggota Komisi III disambut langsung Tito dan istri. Rombongan datang sekitar pukul 14.02 WIB. Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo, Ruhut Sitompul, Junimart Girsang, Desmon K Mahesa, Herman Hery dan lainnya satu per satu turun dari bus, dan menyalami Tito.
Komjen Tito tampak menyambut tamunya dengan senyum mengembang, juga salam komando dan cipika-cipiki dengan Bambang Seosatyo dan juga anggota lainnya.
Dalam pertemuan yang berlangsung hangat itu, Kmjen Tito Karnavian mengungkapkan, ketika dirinya dipilih Presiden Jokowi menjadi calon tunggal Kapolrim sang istri sempat menangis.
"Dia (istri) malah menangis, 'kok kita'. Karena kami anggap ini cobaan ke pundak kita berdua. Allah berikan cobaan, tapi tolong kami juga (ya Allah)," ujarnya
Menanggapi hal itu, Tri Suswati mengatakan, ia menangis karena paham akan beratnya beban sebagai Kapolri.
"Kami suka datang aktif ke Bhayangkari. Pak Tito pernah menjabat sebagai Sespri Kapolri, saya sering ikut acara Kapolri sebelumnya. Saya melihat bagaimana beban berat sebagai Kapolri," kata Tri dalam kesempatan yang sama.
Tri mengatakan tidak ada yang berubah dari sosok Tito. Namun, Tri mengakui bakal ada yang berubah dengan Tito saat menjadi Kapolri nanti. "Masih tetap seperti dulu. Tapi sudah enggak bisa pakai celana jeans sobek lagi," ujarnya dengan sedikit tertawa.
Dalam kesempatan itu, Tito sempat menerangkan tentang keberadan anaknya yang tidak bisa hadir.
"(Ketika) Saya di Singapura anak-anak ikut semua, mereka sampai sekarang masih bersekolah di sana. Yang satu sudah mau selesai SMA dan mau masuk kuliah. Dan satu lagi kuliah di National University of Singapore," papar Tito.
Tito meraih gelar PhD dari Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University, Singapura, dengan predikat excellent.
Menurut Tito, ia sempat sedikit memaksa anaknya untuk bisa hadir hari ini. Namun, anak-anaknya mengatakan, ada agenda penting di tempat belajarnya masing-masing.
"Lalu yang terakhir ada test project. Dia bilang, saya ini ada tugas sekolah. Saya akhirnya mengalah," ucapnya.
Usai pertemuan itu, mantan Kapolda Papua ini menyayangkan ketiga anaknya tidak bisa hadir hari ini karena tengah ada urusan studi di Singapura. Namun melalui Skype, Tito menceritakan, anaknya mendukung penuh kariernya.
"Tadi ada yang sudah dihubungi melalui Skype dan anak saya sudah menyatakan dukungannya orang tuanya dicalonkan menjadi pimpinan Kapolri," tutur Tito.
Diharapkan Komjen Tito, pertemuannya hari ini bisa menjadi pertimbangan komisi III dalam menilai kepribadiannya dan kehidupan keluarganya.
"Interview mendalam cukup lama dua jam lebih. Semoga ini bisa menjadi gambaran bagaimana kehidupan pribadi kami. Dan ini bisa mendukung kelancaran saya untuk terima amanah baru," ucapnya.
Sementara itu, Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo mengapresiasi hasil pertemuan dengan Komjen Tito Karnavian bersama istrinya. Pertemuan ini akan dijadikan pertimbangan bagi DPR sebelum melakukan uji kepatutan dan kelayakan pada hari ini (Kamis, 23/6).
"Intinya kita melihat apa yang diucapkan apa yang dilaporkan dan apa yang ditunjukkan Pak Tito sesuai keadaan rumahnya. Kita disambut dengan hangat dan beliau mempunyai hubungan yang harmonis. Semoga ini bisa mendukung kariernya," ujarnya.
Di mata Bambang, kehidupan keluarga Komjen Tito sederhana dan jauh dari kesan glamor. Dia juga memuji dukungan istri Tito, Tri Suswati terhadap perjalanan karier suaminya di kepolisian.
"Kita bisa menyerap dan menangkap apakah calon ini hidup dalam suasana glamor atau sederhana. Ternyata sesuai laporan KPK, sederhana," beber politikus Golkar ini.
"Dari masuk rumah saja kita sudah melihat ini kalau rumah mewah pohonnya harganya sekian miliar, terus keramiknya bisa kelihatan. Ternyata rumah dinas Pak Tito biasa-biasa saja, sederhana," imbuhnya.
Hari Ini
Terpisah, Ketua DPR Ade Komaruddin mengatakan, Tito Karnavian akan menjalani uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) di Komisi III DPR besok, hari ini (Kamis, 23/6). Komisi III akan langsung mengambil keputusan terhadap pencalonan Tito pada malam harinya.
Ade meyakini semua fraksi akan setuju pencalonan Tito sebagai kapolri. Soal jadwal pelantikan Tito, pihaknya menyerahkan ke Presiden Joko Widodo. "Soal jadwal itu adalah bagian dari Setneg atau presiden," ujarnya.
Tito sebelumnya menyatakan akan memprioritaskan reformasi internal agar Polri dipercaya oleh publik. Tito juga berencana melakukan pembenahan layanan publik di lingkungan Polri dan membenahi layanan publik yang dengan berbasis pada IT untuk memberi kemudahan akses bagi masyarakat. (dtc, ral, sis)