Astra Agro Gencar Sosialisasi Penanganan Karlahut
Kerumutan (riaumandiri.co)-Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Indonesia, khususnya Riau, menjadikan pelajaran untuk bisa mengantisipasi upaya penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan.
Sempena dengan itu, PT Astra Agro Lestari mulai gencar menggelar sosialisasi penanganan Karlahut, dengan menyiapkan anggaran hingga Rp30 miliar.
Ahmad Wahyudi, Dept Head Fire Prevention PT Astra Agro, kepada sejumlah media, Rabu (1/6), mengatakan, menurut data yang dirilis oleh Global Forest Watch, sebuah lembaga pemantau hutan global, bahwa kebakaran yang terjadi di Indonesia terjadi di lahan mineral 51 persen dan lahan gambut 49 persen. Sebaran kebakaran terjadi di lahan/hutan negara (luar konsesi) seluas 59 persen, di konsesi HTI seluas 26 persen, di konsesi lahan sawit seluas 10 persen dan di konsesi logging seluas 5 persen.
"Imbas kebakaran tahun 2015 juga telah merugikan industri sawit, karena opini yang muncul adalah sawit yang menyebabkan kebakaran lahan. Padahal kalau melihat data di atas, sawit bukan penyebab kebakaran terbesar. Sebagai langkah untuk antisipasi pencegahan Karlahut, juga sebagai bentuk kepatuhan terhadap aturan pemerintah, PT Astra Agro Lestari, mengambil strategi Pencegahan Kebakaran Lahan," jelasnya.
Masih menurut Ahmad Wahyudi, ada beberapa langkah yang ditempuh dalam mengatasi Karhutla, di antaranya, pembentukan dan penguatan Tim Tanggap Darurat Kebakaran Lahan, Identifikasi Area Rawan Terbakar, Pemenuhan Sarana dan Infrastruktur serta Pencegahan berbasis masyarakat dengan pembentukan Masyarakat Peduli Api (MPA).
Sementara Suparyo, Administratur PT Sari Lembah Subur, menambahkan, PT SLS merupakan salah satu dari anak perusahaan PT Astra Agro Lestari, yang memiliki area rawan cukup luas, karena spotnya tersebar di beberapa tempat. Wilayah kerja / konsesinya berada di dua kecamatan yang rawan dan pernah mengalami kebakaran lahan dan hutan, yaitu Kecamatan Pangkalan Lesung dan Kecamatan Kerumutan.
Menurutnya, 2016 ini PT. SLS mencangkan Zero Fire utamanya di lokasi pengelolaan dan wilayah kerja perusahaan dan lahan serta hutan yang berbatasan dengan wilayah kerja perusahaan.
"Beberapa upaya telah dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai target Zero Fire, yaitu membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) disetiap wilayah kerja yang rawan mengalami kebakaran.
Membentuk Regu Pemadam Kebakaran di setiap wilayah kerja perusahaan, agar pada saat penanggulangan kebakaran yang membutuhkan jumlah tenaga yang lebih banyak, perusahaan sudah mempunyai tenaga khusus dan terlatih," tuturnya.(pen)