Diduga Aniaya Warga Desa Tangun

BANGUNPURBA(riaumandiri.co)-Polres Rohul diminta supaya menangkap oknum sekuriti PT Sumatera Silvya Lestari, pelaku penganiayaan terhadap Warga Tangun, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Daulat Hasibuan (46). Anehnya sudah 3 bulan dilaporkan, hingga kini belum tersentuh hukum.
Hal ini diungkapkan mantan Wakil Ketua Badan Perwakilan Desa (BPD) Tangun, Kecamatan Bangunpura, Sudirman, Jumat (29/4).
Dikatakannya, Daulat Hasibuan jadi korban pemukulan pada bulan Januari 2016. Bahkan waktu itu sempat divisum, tapi malah pihak perusahaan menuduh Daulat melakukan pengrusakan terhadap tanaman perkebunan PT SLL, karena dilihatnya membawa golok dan kampak.
"Waktu itu, Daulat Hasibuan membawa golok dan kampak hanya ingin memperbaiki gubuknya yang tidak jauh dari lokasi tersebut. Ia justru dituduh melakukan pengrusakan," tuturnya.
Ditambahkan Sudirman, permasalahan tersebut sudah dilaporkan kepada pihak kepolisian. Namun anehnya, pihak kepolisian tidak memproses kasus penganiyaan. Polisi malah memproses kasus pengrusakan.
Akibat dipanggil dalam kasus pengrusakan, puluhan masyarakat Tangun ikut mendapingi warga yang dipanggil tersebut ke ruangan Sat Reskrim Polres Rohul. PAda saat Pjs Kepala Desa Tangun, Basharuddin Siregar pun ikut pada waktu itu.
Pjs Kades Tangun, meminta supaya menghormati kesepakatan bersama, karena menurut warganya kalau lahan itu adalah miliknya sendiri.
"Kalau bisa aman-aman sajalah pak, soalnya masyarakat ingin berusaha juga dan mereka juga mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya," tukasnya.
Sementara Daulat Hasibuan mengaku kalau saat itu ada 2 rombongan menangkapnya dirinya.
"Waktu itu tangan saya diikat ke belakang dibawa ke pangkal kayu, kaki saya pecah dan kepala saya benjol. Sayapun diancam akan dibunuh dengan parang panjang," ungkapnya.
Ia mengaku dinaikkan ke atas mobil dan pihak sekuriti mengantarnya ke Polres Rohul dan kondisi tangan tetap diikat.
Di tempat yang berbeda, Humas PT SSL, Suherman Hutagalung mengaku tidak bisa memberikan pernyataan.
"Kita serahkan saja pada hukum, kita tidak usah banyak komentar," tuturnya.Kapolres Rohul AKBP Pitoyo Agung Yuwono melalui Kasat Reskrim, menerangkan terkait kasus tersebut, sifatnya masih penyelidikan.
"Kita masih meminta keterangan terhadap para saksi-saksi, hari ini kita konfrontir antara pihak perusahaan dengan korban yang dipukuli, untuk masih pemeriksaan saksi-saksi," tuntasnya. (yus)