Indonesia Masih Hormati Filipina
JAKARTA (riaumandiri.co)-Pemerintah Filipina belum juga memperbolehkan militer Indonesia membantu pembebasan 10 Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok Abu Sayyaf.
Meskipun, tentara Filipina banyak yang tewas dan terluka saat berupaya menyergap kelompok itu untuk membebaskan tawanan.
Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir mengatakan, pemerintah Indonesia tetap menghormati keputusan tersebut.
"Saya pikir jawabannya sudah jelas, ini menyangkut masalah konstitusi (Filipina)," ujar dia saat ditemui di Istana Presiden, Jakarta, Jumat (15/4).
Fachir mengatakan, yang terpenting adalah kondisi 10 WNI yang disandera dapat pulang dengan selamat. Pemerintah Indonesia sendiri sudah memastikan hal itu.
"Yang paling penting tentu masalah keselamatan WNI. Yang jelas mereka dalam kondisi baik dan sehat," lanjut dia.
Pemerintah Indonesia pun sangat mengapresiasi pemerintah Filipina yang telah mati-matian berupaya membebaskan sandera sampai jatuh korban dari tentara Filipina sendiri.
Angkatan bersenjata Filipina kehilangan 18 prajurit dalam kontak tembak selama sembilan jam di perbatasan Kota Tipo-Tipo dan Al-Barka di Pulau Basilan melawan pasukan kelompok Abu Sayyaf, Sabtu (9/4).
Baku tembak itu terjadi saat militer Filipina hendak menyerang kelompok Abu Sayyaf demi membebaskan sandera. Di kubu pemberontak, lima orang tewas, termasuk seorang ekstremis asal Maroko. Ekstremis itu bernama Mohammad Khattab.
Selain itu, sekitar 20 orang pemberontak lainnya terluka. Jumlah prajurit yang tewas tersebut menjadi yang terbesar dalam pertempuran di wilayah selatan pada tahun ini.(kcm/pep)