M Rafi Hanya Diberi Air Tajin
TEMBILAHAN (riaumandiri.co)-Untuk kesekian kalinya, kasus gizi buruk kembali ditemukan di Riau. Kali ini, hal itu dialami M Rafi, balita berusia empat bulan warga Desa Teritip, Kecamatan Kateman, Indragiri Hilir. Saat ini, balita anak pasangan Kasim dan Ida ini, masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Raja Musa Guntung, Kateman.
Menurut sang ibu, berat badan anaknya mulai menyusut setelah ia tidak lagi memberikan ASI eksklusif. Sebagai gantinya, Rafi hanya diberi air tajin atau air dari tanakan nasi.
"Waktu umurnya sebulan, saya kena demam malaria, jadi saya tidak beri ASI lagi," ungkapnya, Jumat (15/4).
Balita Ketika itu, Ida mengaku sempat mengganti ASI dengan susu formula. Namun begitu diberi susu formula, Rafi memuntahkannya lagi, bahkan ada susu yang keluar dari hidungnya. Akhirnya, Ida memberikan air tajin atau air dari menanak nasi kepada anak ketiganya itu.
Alternatif terakhir ini bisa diterima Rafi. Namun sejak saat itu, berat badan buah hatinya itu terus menyusut. Dari awalnya seberat 2,7 kilogram, saat ini berat badan Rafi hanya dua kilogram.
Saat dilakukan pendataan oleh bidan setempat, ia diminta membawa anaknya itu ke RS Raja Musa Guntung. Setelah mendapatkan perawatan selama satu minggu, dikatakan Ida ia pun diminta membawa anaknya kembali pulang ke rumah. "Saya juga tidak tahu, disuruh pulang ya pulang saja,'' tambahnya.
Kemudian, baru tiga hari berada di rumah, diceritakannya datang rombongan dari angkatan laut dan menanyakan soal kondisi Rafi.
"Bapak-bapak dari angkatan laut bilang, tak bisa kalau dirawat cuma satu minggu, jadi sama mereka, saya dibawa lagi ke rumah sakit, dan saat ini sudah tiga hari kami di sini,'' paparnya.
Saat ini, anaknya itu, dikatakan Ida masih menjalani perawatan dan telah diberikan susu formula oleh petugas kesehatan di Rumah Sakit.
"Bapak angkatan laut sudah bilang, kenapa tidak dibawa ke Tembilahan saja. Saya bilang kami tidak punya ongkos untuk biayanya. Suami saya hanya petani biasa," ujarnya lagi.
Prihatin Terkait temuan balita penderita gizi buruk itu, Ketua Komisi II DPRD Inhil Edi Gunawan mengaku sangat prihatin. Menurutnya, kejadian ini merupakan tanggung jawab bersama. "Kasus ini tentunya menjadi tanggung jawab kita semua, atau ini adalah bukti lemahnya perhatian pemerintah," sebutnya.
Tak hanya itu, ia juga telah menyampaikan kepada pemda agar segera memberikan bantuan kepada balita tersebut. Edi juga meminta partisipasi masyarakat untuk segera melaporkan jika menemukan penderita gizi buruk.
"Kepada dinas terkait agar benar-benar dalam pendataannya sehingga persolaan gizi buruk ini dapat segara dicegah dan diatasi," tukasnya.
Kasus yang menimpa Rafi, hanya berselang beberapa hari dari kasus serupa di Rokan Hilir. Ketika itu, Roni bocah berusia dua tahun warga Rohil, juga mengalami penyakit serupa. Namun malangnya, nyawa bocah itu tak bisa diselamatkan meski sudah seminggu menjalani perawatan di rumah sakit. Roni akhirnya meninggal dunia pada Rabu (13/4) lalu. Jenazah Roni dibawa pulang oleh pihak keluarga dan dikebumikan secara Islam di tempat pemakaman Umum (TPU) kelurahan Bagan Hulu. (dan, grc).