Kabut Asap Mulai Selimuti Kampar
PEKANBARU (riaumandiri.co)-Kebakaran hutan dan lahan masih terus terjadi di sejumlah daerah di Bumi Lancang Kuning. Meski secara umum, titik api mengalami penurunan, namun kabut asap justru mulai menyelimuti Kabupaten Kampar. Meskipun di daerah ini belum ditemukan adanya titik api.
Kondisi serupa sebelumnya terlebih dahulu menimpa Kota Dumai dan Bengkalis. Sama halnya dengan di Kampar, sejauh ini kabut asap belum terlalu parah.
Kabut Pantauan di Kota Bangkinang, Senin (4/4) kemarin, kabut asap akibat sudah terasa dan mulai membuat mata perih. Namun demikian, jarak padang belum terganggu.
Kondisi itu juga diakui Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kampar, Santoso. Menurutnya, asap yang terjadi Kampar diduga kiriman dari daerah lain, karena di Kampar tidak ditemukan adanya titik api.
”Untuk hari ini, tidak ada ditemukan titik api. Namun Minggu kemarin memang ada kebakaran lahan di Desa Karya Indah Kecamatan Tapung seluas setengah hektare. Tapi api sudah dipadamkan relawan bersama masyarakat," terangnya.
Santoso menambahkan bahwa wilayah Kampar saat ini belum Siaga I namun pihaknya selalu siaga dalam mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan. ”Kita belum darurat asap, namun kita siaga terus," tambahnya.
Terkait perkembangan Karhutla, Kepala BPBD Riau, Edwar Sanger juga mengakui kabut asap masih terjadi di Kota Dumai. Asap muncul akibat Karhutla yang masih berlangsung di kota pelabuhan itu. Namun Edwar menegaskan, kondisinya tidak parah dan belum sampai mengganggu aktivitas masyarakat.
"Di Dumai asap tidak parah, siapa yang bilang asap menggangu, masih aman. Dan walikota Dumai menyatakan asap tidak parah," tegas Edwar Sanger.
Menurutnya, hingga saat ini tim Satgas Karhutla terus berusaha memadamkan kebakaran lahan yang terjadi di beberapa wilayah di Riau. Pemadaman dilakukan melalui darat dan udara dengan melakukan bom air menggunakan helikopter Mi 8MVT-1 dari Rusia, yang merupakan bantuan BNPB. Bom air dilakukan di atas lahan yang terbakar di Sungai Apit, Kabupaten Siak. Lahan yang terbakar tersebut merupakan lahan open akses dari perusahaan maupun dari masyarakat.
Dari data Badan Meteorogi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, untuk wilayah Riau terpantau hotspot sebanyak 12 titik. Di Kabupaten Bengkalis 6 titik, Meranti 1 titik, Dumai 1 titik, Pelalawan 2 titik, Siak 1 titik, dan Inhil 1 titik. Untuk confident 70 persen terdapat 6 titik, yakni di wilayah Bengkalis 4 titik dan di Kabupaten Pelalawan 2 titik.
Sedangkan untuk cuaca di Riau, secara umum cuaca wilayah Provinsi Riau cerah hingga berawan. Potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yang dapat disertai dengan petir dan angin kencang berpeluang terjadi di wilayah Riau bagian barat, tengah, dan selatan pada sore atau malam hari. Sedangkan untuk temperatur 32-35 derjat celcius.
53 Tersangka Dari sisi penegakam hukum, sejauh ini Polda Riau dan jajaran telah menetapkan 53 orang tersangka Karhutla. Para tersangka ini semuanya dari perseorangan ini tercatat dari 43 Laporan Polisi yang masuk sejak Januari hingga 3 April 2016.
Menurut Kabid Humas Polda Riau, AKBP Guntur Aryo Tejo, Dari 43 LP tersebut, enam berkas sudah dilimpahkan ke Kejaksaan, di mana lima di antaranya dalam proses tahap I dan satu lainnya tahap II (pelimpahan tersangka dan barang bukti,red).
Lebih lanjut Guntur menyebut kalau seluruh tersangka yang diamankan tersebut mayoritas merupakan petani dan pemilik perkebunan yang membuka lahan dengan cara membakar. "Rata-rata mereka tertangkap tangan saat membakar atau setelah membakar lahan," jelas Guntur.
Selain upaya penegakkan hukum, Polda Riau dan jajaran terus memaksimalkan upaya pencegahan. Mantan Kapolres Pelalawan tersebut menerangkan kalau aparat kepolisian telah melakukan patroli yang melibatkan 4.775 personil serta menyebar 19.250 lembar informasi larangan membakar lahan.
"Kemudian kita turut memasang ratusan spanduk larangan membuka lahan dengan cara membakar," terangnya.Begitu pula, upaya pembuatan sekat kanal terus ditingkatkan. Disebutkannya, Korps Bhayangkara juga membangun sebanyak 1.115 sekat kanal yang berguna untuk menjaga gambut tetap basah.
Dari catatan Haluan Riau, dalam sepekan terakhir, kebakaran lahan dan hutan kembali terjadi terutama di wilayah Riau bagian pesisir seperti Bengkalis, Dumai, Rokan Hilir, Kepulauan Meranti dan Pelalawan.
Dikatakan Kepala Badan Meteorogi Klimatologi dan Geofisika Pekanbaru, Sugarin, menjelaskan rawannya wilayah pesisir Riau terjadinya karlahut dikarenakan intensitas hujan sangat sedikit.
"Kita 'warning' yang di sana (wilayah Riau pesisir,red). Kondisinya cukup panas, temperatur tinggi sehingga kebakaran berpotensi meluas dengan mudah," jelasnya.
Selain itu, Sugarin menyebutkan kondisi geografis di wilayah tersebut yang berada berbatasan dengan laut juga akan mempersulit untuk melakukan pemadaman karena kondisi angin yang cukup kuat. (dom, dod, nur)