8 Gerombolan Pembobol ATM BCA Didor
PEKANBARU (riaumandiri.co)-Jajaran Polresta Pekanbaru terpaksa menembak delapan tersangka gerombolan pembobol mesin ATM, yang diamankan Senin (4/4). Langkah itu terpaksa ditempuh, karena para tersangka melawan saat akan diamankan petugas. Tidak hanya itu, mereka juga tak mau mengakui perbuatan mereka. Para pelaku diamankan dari sejumlah kawasan di.
8 Gerombolan Kabupaten Kampar. Sebelumnya, mereka beraksi pada Senin dini hari kemarin. Ketika itu, gerombolan itu berusaha membobol mesin ATM Bank BCA yang berada di Jalan HR Soebrantas, Kecamatan Tampan. Namun aksi itu juga gagal total, karena ulah mereka diketahui warga sekitar yang kemudian melaporkan kepada aparat Kepolisian. Meski gagal, namun mesin ATM itu rusak terbakar akibat api yang muncul dari mesin las. Mesin itu ditinggalkan begitu saja oleh para pelaku, karena aksi mereka ketahuan.
Dari hasil pengembangan, diketahui aksi itu didalangi Zal (42), oknum anggota LSM yang menyuaraan kecintaan pada Tanah Air.
"Totalnya ada 8 tersangka yang kita tangkap. Kita juga terpaksa menembak mereka semua karena tidak mau mengaku. Bahkan ada yang melawan dan menantang sewaktu akan diamankan," ungkap Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Bimo Ariyanto, di RS Bhayangkara Polda Riau Jalan Kartini.
Dari pantauan di rumah sakit, para tersangka pembobol ATM tersebut dibawa secara bertahap dengan menggunakan dua unit mobil. Satu persatu tersangka pun terlihat pincang begitu turun dari mobil.
Dikatakan Bimo, kedelapan tersangka tersebut merupakan komplotan spesialis pembobolan ATM. Beberapa di antara mereka juga merupakan residivis pencurian disertai pemberatan.
"Sebagian besar dari komplotan mereka berasal dari Palembang, Sumatera Selatan. Otak komplotan mereka adalah tersangka Zulmahbur dan Agus Wijaya. Enam tersangka ditangkap di sekitar Perumahan Jingga, Kabupaten Kampar. Sedangkan sisanya ditangkap di kebun-kebun sawit yang berjarak sekitar 2-3 km dari lokasi penangkapan awal," sebutnya.
Khusus Zul, Bimo menerangkan, ia merupakan oknum anggota LSM yang menyuaraan kecintaan pada tanah air.
"Dia juga yang diduga mendanai aksi ini, mulai mengajak tersangka datang dari Palembang, hingga menjalankan aksi. Sedangkan Agus Wijaya juga merupakan otak pelaku karena mengkoordinir teman-temannya yang lain untuk membantu Zul. Mereka sudah merencakannya," tambah Bimo. (nom, rtc)