AS Diklaim Berulang Kali Khianati Iran
TEHERAN (riaumandiri)-.coMantan anggota tim perunding nuklir Iran mengatakan bahwa Iran selama ini telah menunjukkan niat baik terhadap pemerintah Amerika Serikat untuk mengakhiri permusuhan, tetapi Negeri Paman Sama dikalim tidak bisa menjaga janji-janjinya terhadap Negeri Para Mullah itu.
Saat menghadiri pertemuan Global Relations Council di Cleveland, Ohio, AS pada Sabtu 2 April 2016, Seyed Hossein Mousavian menggambarkan hubungan antara Iran dan AS sebagai hubungan yang paling rumit di dunia diplomasi saat ini.
Cendekiawan Iran itu juga mengatakan, bahwa AS harus menggunakan empat strategi untuk menghadapi Iran, yaitu, melakukan diplomasi bukan pemberian sanksi, menggunakan bahasa yang hormat bukan ancaman, memastikan tidak adanya intervensi di Iran serta mengambil keuntungan dari kepentingan bersama.
Saat pelaksanaan Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA), Mousavian memaparkan beberapa kasus yang diklaim sebagai pengkhianatan AS terhadap bangsa Iran, sebagaimana dikutip dari IRNA, Minggu (3/4).
AS selama ini diduga telah melakukan banyak penhianatan terhadap Iran dengan mengorganisir kudeta terhadap Perdana Menteri Mohammad Mosaddeq pada 1953. Negeri Paman Sam itu juga mendukung agresi diktator Irak terhadap Iran, dan sejumlah penghianatan lainnya.
Mantan diplomat itu juga mengatakan, bahwa AS harus mengetahui mengapa Iran tidak lagi percaya lagi dengan Negeri Paman Sam. Mereka selama ini diangap telah menghianati negeri Para Mullah itu.
Mousavian mengatakan bahwa pembicaraan langsung antara Iran dan pejabat tinggi AS mengenai ekstradisi tahanan dan pelepasan pelaut AS adalah perkembangan yang belum pernah terjadi sebelumnya antara kedua negara pascar dijatuhkannya sanksi kepada Negeri Para Mullah tersebut.
Bangsa Iran bangga dan tidak pernah mentolerir perkataan yang berbau hinaan dan ancaman. Iran sangat menyayangkan sikap dari AS yang terbiasa menggunakan kata-kata ancaman sehingga berujung konflik. (okz/ivi)