Pemasaran Produk UKM Inhu Minim
RENGAT (riaumandiri.co)- Turunnya harga minyak dunia memberikan dampak yang besar bagi perekonomian daerah. Kondisi ini semakin diperparah dengan harga komoditi perkebunan dan pertanian yang tidak stabil membuat ekonomi masyarakat ikut terganggu.
Usaha Kecil Menengah seharusnya bisa menjadi sektor andalan, namun sayangnya masih belum berkembang luas.
Hal ini juga disadari Kepala Bidang UKM Dinas Koperasi dan UKM Antoni. Menurutnya terdapat beberapa faktor yang membuat UKM di Inhu sulit berkembang. "Ada tiga faktor yang menjadi kendala UKM di Inhu untuk berkembang, pertama sekali adalah modal dan kedua adalah bahan baku," ucap Antoni, Senin (28/3).
Ia menuturkan, kebanyakan para pemilik UKM tidak didukung dengan modal yang besar. Sementara saat ini pihaknya tidak memiliki program bantuan berupa dana kecuali pembinaan dan pelatihan.
Selain itu Antoni juga menyebutkan saat ini, kendala bahan baku juga menjadi persoalan baru. "Bahan baku seperti untuk pembuatan dodol kedondong saat ini sudah sulit ditemukan.
Pasalnya, tanaman Kedodondong sudah sulit ditemui, karena masyarakat lebih memilih tanaman lain yang lebih menghasilkan," ujarnya.
Ia menjelaskan, pihaknya masih mencarikan solusi untuk persoalan ini.
Soal pemasaran, diungkapkan memang produk UKM Inhu terutama produk makanan dari industri rumah tangga hanya mampu dipasarkan lokal saja.
Meski begitu, pihaknya selalu aktif melakukan pemasaran ke luar daerah melalui sejumlah iven yang dilakukan.
Dijelaskan, untuk mengembangkan UKM tersebut diperlukan sinergitas antara instansi pemerintah. Seperti saat ini, ada program prona di BPN yang bisa dimanfaatkan oleh pemilik UKM untuk menguruskan sertifikat tanah.
"Jadi dengan sertifikat tanah tersebut, maka pemilik UKM bisa mengajukan peminjaman ke Bank untuk mendapatkan modal mengembangkan UKM," katanya. Selain itu, pihaknya telah mengimbau kepada setiap camat untuk mempermudah pengurusan perizinan bagi pemilik UKM. (adv/hms)