Ratusan Hektare Kebun di Siak Rusak Diamuk Gajah
SIAK (riaumandiri.co)-Sudah seminggu belakangan ini, aktivitas petani karet dan kelapa sawit di Kampung Olak, Kecamatan Sungai Mandau, Kabupaten Siak, menjadi lumpuh. Masyarakat dilanda ketakutan karena keberadaan rombongan gajah liar yang berkeliaran di kawasan itu.
Akibat ulah binatang bertubuh tambun itu, sudah tiga unit rumah warga hancur. Selain itu, ratusan hektare kebun kelapa sawit dan batang karet juga rusak akibat dimakan dan diinjak-injak gajah.
Dari pantauan di lapangan, Selasa (22/3) malam, ratusan masyarakat turun ke semak belukar di kampung itu, untuk mengusir gajah. Dengan peralatan seadanya seperti senter, petasan dan masin chainsaw, masyarakat berupaya mengepung dan menggiring gerombolan gajah liar itu menjauh dari kawasan perkebunan mereka.
Menurut Penghulu Kampung Olak, Amril, sudah tiga malam berturut-turut masyarakat berusaha mengusir gajah.
Ratusan "Keberadaan rombongan gajah liar itu membuat warga jadi ketakutan pergi ke kebun, baik menderes getah atau manen sawit, takut kalau nanti diserang secara mendadak," terangnya.
Ditambahkannya, kondisinya semakin parah sejak tiga hari belakangan ini. Pasalnya, rombongan gajah liar itu sudah mulai merapat ke pemukiman warga. "Bahkan tadi sore, ada gajah yang bergerombolan hanya 10 meter dari rumah warga. Sejauh ini, sudah tiga rumah hancur akibat diserang gajah," ungkapnya.
Senada disampaikan Krani Kampung Olak, H Gustami. Menurutnya, aktivitas warga mencari makan saat ini lumpuh, jika hal ini terjadi berkepanjangan maka masyarakat terancam tidak dapat mememenuhi kebutuhan dapur.
Tidak hanya itu, anak-anak pergi ke sekolah juga ketakutan, orang tua terpaksa mengantar dan menjemput."Kami mohon kepada pemerintah untuk memberikan solusi, kami paham dan sadar kalau gajah itu harus dilindungi, namun kami minta masyarakat Olak untuk dilindungi," harapnya.
5 Kelompok Menurut Amril, dalam upaya mengusir dan menggiring gerombolan gajah liar itu, masyarakat dibagi menjadi lima kelompok. Masing-msing kelompok dibekali dengan petasan, yang tujuannya untuk menghalau gajah lair tersebut. "Kalau hanya sekedar dengan teriakan, sudah tak mempan," ujarnya.
Gustani juga mengakui, sejauh ini tim BKSDA sudah bekerja keras untuk mengusir binatang bertubuh besar itu. Namun sejauh ini, upaya itu belum membuahkan hasil maksimal. Pasalnya, setiap kali diusir, beberapa saat kemudian gajah liar itu kembali mendatangi kebun warga.
"Kami butuh solusi, kalau seperti ini terus, takutnya masyarakat nanti kalut. Jika sudah sulit mencari makan, kebun dirusak, tidak berani mengambil hasil kebun, bisa jadi nanti terjadi hal yang tidak diinginkan," tegas Gustami.
Ditambahkan Amril, sejauh ini ada tiga rumah warga Kampung Olak yang hancur akibat dirusak gajah. "Tiga unit rumah dihantam gajah, dindingnya papan hancur," ujarnya.
Saat ini dua rumah sudah diperbaiki secara bergotong royong. Namun satu rumah lagi belum sempat diperbaiki. "Dua rumah sudah kami perbaiki, satu masih rusak, karena yang satu ini pemiliknya tidak ada di rumah, maka kami dahulukan yang ada penghuninya," kata Amril. (lam)