Bahasa Asing Masih Warnai Ruang Publik
TELUK KUANTAN (riaumandiri.co)-Bahasa asing masih mewarnai ruang public, seperti nama gedung, tempat belanja, nama perumahan, jalan dan lainnya. Sehingga bahasa Indonesia terabaikan dalam pemakaian. Untuk itu, guru diminta berperan dalam pemasyarakatan penggunaan bahasa Indonesia.
Demikian dikatakan Kepala Balai Bahasa Provinsi Riau, Umar Solikhan, di hadapan 80 peserta dalam acara Peningkatan Kopetensi Kebahasaan dan Kesastraan se Kabupaten Kuantan Singingi, Selasa (15/3).
Acara yang diadakan di Hotel Angela, Telukkuantan berlangsung selama empat hari, yaitu dari tanggal 14-17 Maret. Sebanyak 80 orang peserta yang disuluh, semuanya berasal dari guru SD se Kabupaten Kuantansingingi, yang tersebar dari sejumlah kecamatan.
Acara yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bahasa dan sastra guru menurut Umar, merupakan acara ke tiga dari 12 kabupaten/kota yang ada di Riau pada tahun 2016 ini. Setelah itu, Balai Bahasa akan mengadakan acara yang sama di Inhu, Siak, Bengkalis, dan sejumlah daerah lainnya.
“Materi yang diberikan adalah Kebijakan Bahasa, Ejaan, Bentuk dan Pilihan Kata, Kalimat dan Paragraf, dan Apresiasi Sastra. “Kami bertetima kasih pada Dinas Pendidikan Kuansing yang turut membantu terselenggaranya kegiatan ini,” kata Umar yang baru bertugas di Pekanbaru selaku Kepala Balai Bahasa Provinsi Riau.
Kegiatan ini sebelumnya dibuka pada Senin, (14/3) oleh Sekretaris Dinas Pendidikan Jomaris secara resmi. Dalam sambutannya, Sekretaris Dinas menyambut baik kehadiran Balai Bahasa yang sudah melakukan kegiatan di Kuansing. “Saya menyadari kalau peserta yang hadir ini baru sebagian guru yang dapat kesempatan. Diharapkan kedepan guru lain juga mendapat penyuluhan yang sama,” harap Jomaris.
Dijelaskannya, dengan acara ini guru bias membagi ilmu yang didapat kepada anak didik di sekolah dan para guru lainnya. “Jangan kita terbawa dengan bahasa SMS dalam mengajar. Gunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Baggalah dengan bahasa kita. Begitu juga dengan sastra. Guru bias menimba ilmu dari para pemateri selama empat hari. Sebab, sastra itu indah dan enak didengar,” jelas Jomaris.
Ketua Panitia, Zainal Abidin, kepada wartawan, mengatakan, acara Penyuluhan Bahasa dan Sastra yang diadakan Balai Bahasa Provinsi Riau selama empat hari Hotel Anggela terdiri dari 32 jam tatap muka. “Acara yang diikuti 80 peserta, Kegiatan ini berkatkerjasama Balai Bahasa Provinsi Riau dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Kampar,” jelasnya.
Pihak Balai Bahasa, menurut Zainal menyediakan sertifikat, makan, dan uang transport untuk semua peserta. “Sedangkan pemateri langsung didatangkan dari Balai Bahasa Provinsi Riau, yaitu, Umar Solikhan, Imelda Yance, Sri Sabakti dan Yulita Fitrianana.(rls/hai)