Ruang Kelas SDN 47 Memprihatinkan
PEKANBARU (riaumandiri.co)-Dengan kondisi zaman yang semakin hari semakin canggih, sepertinya miris bila masih melihat ada kondisi sekolah yang masih berdinding papan.
Namun kondisi inilah yang terjadi di Sekolah Dasar (SD) Negeri 47 Pekanbaru, di Jalan Sialang Bungkuk Pekanbaru ini. Sekolah ini sangat memperhatinkan, selain berdindingkan papan, ruang belajar yang nyaman seharus dinikmati oleh siswa, ternyata tidak dirasakan oleh sebagian siswa di sekolah tersebut.
Hasil pantauan, dari 7 ruang kelas yang digunakan untuk belajar, dua diantaranya kondisinya tidak layak dijadikan lokal. Ruang belajar yang berukuran 3 x 4 meter dengan tinggi 3 meter ini terbuat dari papan juga merupakan dinding batas pagar sekolah.
Ruang belajar berisikan 25 siswa kelas IV itu harus duduk sempit-sempitan. Sementara satu lokalnya lagi bekas kantin sekolah dijadikan ruang kelas yang kondisinya sama, siswa juga harus belajar dengan kondisi yang sempit-sempitan.
Ruang
Tak hanya itu, ruang majelis gurunya pun jauh dari kesan layak. Ruang yang memakai bekas rumah penjaga sekolah itu diatur sedemikian rupa agar bisa dipakai menjadi ruang majelis guru, ruang kepala sekolah dan unit kesehatan sekolah (UKS). Saking sempitnya, tak semua guru tertampung di ruangan tersebut.
Sekolah yang pernah mendapat bantuan rehab empat tahun lalu belum bisa memenuhi faktor kenyaman belajar siswa yang jumlahnya mencapai 352 orang.
Sementara itu, ruang UKS yang ada di sekolah tersebut juga tak jauh berubah dibanding tahun 2013 lalu. UKS masih berada di bekas toilet yang akses masuknya hanya ditutupi selembar tirai sederhana. Bahkan satu ranjang yang ada di UKS itu diletakkan tepat di atas bekas kakus.
Pustakanya tak kalah memprihatinkan. Pihak sekolah memanfaatkan celah kosong yang ada di antara kelas satu dengan kelas lainnya. Lebarnya sekitar semeter. Panjangnya sekitar enam meter dengan nama pustaka mini
Kepala SDN 47, Nurlaili SPd
menjelaskan, pemanfaatan celah antarbangunan untuk dijadikan pustaka adalah pilihan terakhir. Karena ruangan yang bisa dipakai untuk pustaka tidak ada lagi.
"Ya akhirnya kami pakai di situ saja. Yang penting ada perpustakaan," kata Nurlaili, minggu, (13/3)
Dia mengakui, masih ada kelas yang belum memenuhi standar efektifitas untuk proses belajar mengajar. Karena terlalu sempit dan kondisinya kurang memadai.
Sejauh ini, upaya mendapat bantuan gedung baru sudah dilakukan Nurlaili sejak tahun 2014 lalu. Namun, jawaban yang ia terima, pengajuan belum bisa dipenuhi dengan alasan pemerintah belum ada anggaran. Akhirnya, ia hanya bisa bersabar. Apalagi alasannya memang masalah anggaran yang tak ada.
Tahun 2016 ini ia juga mendapat jawaban dari Dinas Pendidikan kota Pekanbaru bahwa belum ada anggaran untuk perbaikan SD. Nurlaili berharap, di tahun 2017 anggaran itu sudah ada. Sehingga, bangunan sekolahnya bisa diperbaiki.
Sementara itu, Kadisdik Pekanbaru Abdul Jamal sudah mendengar adanya kekurangan ruang belajar dan kondisi ruang majelis guru yang belum layak, namun Disdik belum bisa berbuat banyak mengingat keterbatasan dana yang ada sekarang ini.
" Memang kepala sekolah tahun 2014 lalu telah mengusulkan perbaikan ruang belajar dan ruang mejelis guru namun belum bisa di laksankaan karena keterbatasan anggaran yang kita miliki," kata Jamal
Namun demikian, kata Jamal, dirinya akan mengusahakan tahun 2017 mendatang supaya perbaikan SDN 47 dapat terwujud.
" Perbaikan SDN 47 akan menjadi skala prioritas kita pada tahun 2017 mendatang," sebut Jamal.(nie)