Jangankan Tenaga, Beli Bensin untuk Pompa Air Saja tak Mau
Kebakaran (riaumandiri,co) yang terjadi di Kepulauan Meranti saat ini, kian menyulitkan petugas untuk melakukan pemadaman. Persoalan kendala utama yang dihadapi petugas di lapangan yakni sulitnya mendapatkan sumber air.
Laut memang luas, tapi untuk mengambil air dari laut juga tidaklah mudah. Selain dukungan peralatan yang canggih, juga harus memiliki sarana pendukung yang memadai. Seperti yang terjadi belakangan ini, ada titik api yang dekat dengan laut, namun kian api masuk kedarat, maka petugaspun akan kewalahan.
Dalam kondisi yang serba genting itu, namun pemilik kebun sagu yang umumnya dimiliki oleh para pengusaha besar tetap tidak peduli.
Salah seorang petugas pemadam kebakaran Masri, mengungkapkan bagaimana para petugas di lapangan bersusah payah dalam memadamkan api. Petugas tidak kenal takut bahkan rela berkorban hanya untuk memadamkan api yang terjadi.
Pemadaman tersebut setidaknya untuk menyelamatkan perkebunan sagu milik para pengusaha itu. Tapi walau berulangkali dipesankan agar para pengusaha tersebut menyertakan anggotanya untuk turut bersama petugas lainnya memadamkan api, toh tidak ditanggapi.
“Jangankan memberikan bantuan tenaga, untuk membeli bensin mesin pompa air pun para tauke itu enggan. Memang para tauke pemilik kebun sagu atau pemilik kebun karet di Meranti sebaiknya mendapat sanksi tegas dari pemerintah kabupaten.
Sebab dari musibah kebakaran yang terjadi di Meranti sejak tahun 2014 lalu hingga kejadian kebakaran saat ini, para tauke sagu di Meranti tetap menyembunyikan diri. Sehingga para tauke tersebut pantas dijatuhi sanksi,” sebut Masri kesal.****