Buwas Bidik Kepala Daerah Lain
JAKARTA (riaumandiri.co)-Penangkapan yang dilakukan Badan Narkotika Nasional terhadap Bupati Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Amad Wazir Nofiandi Mawardi, dalam kasus narkoba, bukanlah yang pertama sekaligus terakhir.
Bahkan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso (Buwas) menegaskan, pihaknya juga tengah membidik tersangka lain dalam kasus serupa.
Buwas "Kita yakini ini baru yang tertangkap, masih ada yang menjadi target, masih dikembangkan. Tidak menutup kemungkinan masih ada oknum dari pejabat, kepala daerah yang juga menyalahgunakan narkoba," terangnya di Kantor BNN Jalan MT Haryono, Jakarta Timur, Senin, (14/3).
Lebih lanjut, Buwas, demikian ia akrab disapa menegaskan, pihaknya akan menindak siapa pun yang terlibat dalam penyalahgunaan narkotika. Termasuk di dalamnya bila ada oknum kepala daerah yang terlibat. "Tentunya ini akan kita sikapi, kita tindaklanjuti dengan penegakan hukum. Siapapun itu, kita tindak," tambah Buwas.
"Tidak pandang bulu, tidak mengenai profesi, semua bidang bisa disentuh. Bagaimana seseorang menjadi panutan masyarakat terapi dia menyalahgunakan narkoba," tutup Buwas.
Lepaskan Tembakan Sementara itu, proses penangkapan terhadap Bupati Ogan Ilir, Ahmad Wazir Nofiadi Mawardi alias Nofi (27), berlangsung dramatis. Pasalnya, saat mengonsumsi narkoba, Nofi selalu dijaga ketat.
Bahkan pada proses penangkapan yang dilakukan Minggu (13/3) malam di kediaman orangtua Nofi di Palembang, petugas BNN sempat mendapat perlawanan. Buntutnya, petugas pun terpaksa melepas tembakan peringatan ke udara.
"Sempat ada perlawanan, jadi kita tidak bisa mendapatkan barang bukti. Kita sempat melakukan penembakan ke udara sebagai bentuk peringatan," sambungnya.
Jenderal bintang tiga ini memastikan, walau ada perlawanan, namun anggotanya tetap bisa mengendalikan situasi. Meski ada alat bukti yang hilang, namun kasus ini tetap bisa berjalan.
"Memang kemarin sempat ada perlawanan, dan perlawanan Ini yang menyebabkan ada yang menghilangkan alat bukti. Kita tidak bisa membiarkan, kepala daerah yang arogan, yang merasa tak tersentuh," tegasnya.
Ditambahkannya, sebelum penggerebekan dilakukan, pihaknya telah terlebih dahulu melakukan penyelidikan selama tiga bulan. "Memang sulit. Dia selalu melakukan itu di kediamannya yang dijaga dengan ketat dengan oknum-oknum pengamanan yang telah dibentuk oleh yang bersangkutan," tambahnya.
Terhadap Nofi, Buwas tak mau menggunakan istilah korban. Menurutnya, bupati yang baru dilantik sebulan lalu itu tidak layak direhabilitasi. Sebab Nofi adalah penentu kebijakan. Seharusnya memberi contoh yang baik.
"Yang seperti ini tidak benar dan tidak menutup kemungkinan hal Ini yang dilakukan oleh pengedar untuk menutupi kejahatannya. Kita tidak asal asalan mengatasi masalah ini. Kita sikapi dan lanjutkan dengan penegakkan hukum," paparnya seraya mengatakan pihaknya tak akan gentar membawa Nofi ke Penjara.
Penangkapan Nofi berawal dari ditangkapnya seorang bandar berinisial ICN, beberapa waktu lalu. Pria berusia 28 tahun itu diketahui juga berstatus PNS di salah satu rumah sakit jiwa. Ketika diamankan petugas, ICN bernyanyi dan mengaku sering memasok narkotika kepada Bupati Ogan Ilir. Dan hal itu telah dilakukannya sejak lama.
Nofi juga dihadirkan dalam jumpa pers tersebut. Dia duduk di samping Buwas. Namun dia tak bisa dimintai komentar apa pun karena masih dalam pengaruh narkoba.
Menurut Buwas, belum bisa dilakukan pemeriksaan kasus terhadap Nofi. BNN butuh waktu tiga hari, setelah itu ada pemeriksaan darah kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan rambut.
Buwas menegaskan, Nofi tak bisa diajak bicara hingga saat ini karena masih dalam pengaruh narkoba. Wartawan pun tak bisa mewawancarainya. Kondisi ini pun membuat Nofi tidak diborgol. "Tidak diborgol karena masih ada dalam pengaruh obat," terangnya.
Menurut Buwas, ketika petugas menggeledah rumah yang dipakai pesta sabu tersebut ada beberapa orang di rumah. Tetapi yang terbukti dari tes urine hanya lima orang saja. Selain Nofi, ada MU (29) yang juga tangan kanan Nofi, DA (31) seorang PNS, JU (38) yang juga sekuriti rumah pribadi orangtua Nofi, serta ICN.
Menurut Buwas, semua tersangka dijerat dengan Pasal 112 Ayat 1 atau 2 UU No 35/2009 tentang narkotika dengan ancaman hukuman dari 4-12 tahun penjara.
Terkait biograsinya, Nofi adalah putra keempat mantan Bupati Ogan Ilir dua periode, Mawardi Yahya. Nofi melanjutkan estafet kepemimpinan ayahnya di Kabupaten Ogan Ilir setelah menang di Pilbup Ogan Ilir 2015. Ogan Ilir adalah kabupaten yang berjarak 31 km dari Palembang, ibukota Sumsel.
Agar tak terkena larangan politik dinasti yang diatur UU Pilkada, Mawardi Yahya mengundurkan diri dari posisinya 6 bulan sebelum Pilkada Serentak 2015 digelar.
Sebagai politisi muda, Nofi memiliki kekayaan berlimpah. Dalam laporan harta kekayaannya, dia tercatat memiliki harta lebih dari Rp20 miliar, tepatnya Rp20.319.445.000.
Tanah miliknya tersebar di Kota Palembang. Luas tanah yang dimilikinya di Palembang terhitung tak luas. Tercatat Nofiadi memiliki 7 petak tanah dengan luas 14 m2, 28 m2, 45 m2, 38 m2, 32 m2, 15 m2, dan 6 m2. Nilai total 7 petak tanah itu sekitar Rp4,9 miliar.
Dia juga memiliki tanah seluas 762 meter persegi dan bangunan 150 meter persegi di Sleman, Yogyakarta, dengan nilai Rp2 miliar.
Nilai harta terbesarnya ada di harta bergerak, khususnya di mobil. Nofiadi tercatat memiliki 10 mobil Mercy dengan nilai total Rp9 miliar, Jeep Wrangler Rp600 juta, Range Rover Rp1,248 miliar dan Honda CR-V Rp300 juta.
Harta lainnya dalam bentuk logam mulia senilai Rp700 juta dan giro senilai Rp1,55 miliar. Nofiadi belum memiliki istri.
Di Pilbup OI 2015, Nofi berpasangan dengan Ilyaas Panji. Pasangan ini diusung PDIP, Golkar, Hanura, PPP, dan PKS.
Pasangan Nofiadi-Panji mengalahkan pasangan selebriti Helmy Yahya-Mushendi Fazareki yang diusung NasDem dan Partai Demokrat. Helmi-Mushendi sempat menggugat ke Mahkamah Konstitusi, namun gugatannya tak dikabulkan.
Nofiadi-Panji kemudian dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati Ogan Ilir 2016-2021 pada 17 Februari lalu. (bbs, kom, dtc, ral, sis)
Ironisnya, tak sampai sebulan setelah dilantik, Nofi ditangkap Minggu (13/3) malam di rumah orang tuanya yang sekompleks dengan rumahnya di Palembang. Dia diduga mengonsumsi narkoba. Selain Nofi, ada empat orang lain yang ditangkap. Sempat ada perlawanan saat operasi penggerebekan itu.
Hingga Senin (14/3) hari ini, Nofi ditahan oleh BNN. Dia belum bisa dimintai keterangan karena masih teler.
Ketika ditanya soal keterlibatan oknum aparat keamanan seperti polisi dan TNI dalam kasus bupati Ogan Ilir, Buwas masih belum bisa berkomentar banyak.
"Semuanya masih dikembangkan (termasuk keterlibatan aparat). Kita akan dalami, sampai saat ini masih terus ditelusuri dan meminta keterangan saksi-saksi," ujar dia.
===============