Pemko Bentuk Tim Siap Siaga Darurat Karlahut
PEKANBARU (riaumandiri.co)-Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru membentuk Tim Siap Siaga Darurat Kebakaran Lahan dan Hutan (Karlahut), menyikapi munculnya titik panas dan titik api di beberapa daerah pesisir di Provinsi Riau.
Ditambah dengan status Riau siaga darurat Karlahut yang dikhawatirkan menjadi pemicu terjadinya kebakaran di Pekanbaru.
Pembentukan tersebut diselenggarakan dalam rapat lintas sektoral, Kamis (10/3) di ruang rapat Wali-kota. Dipimpin Asisten I Bidang Pemerintahan, Dastrayani Bibra.
Dihadiri juga Dandim 0301 Wirabima, Letkol Inf Tunjung Setyabudi, Kasat Sabhara Kompol Lilik, Perwakilan Lanud Mayor Pnb Tengku Madidinsyah, Perwakilan BMKG Slamet Riyadi, Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Burhan Gurning, serta para utusan SKPD dan Camat se-Kota Pekanbaru.
Slamet Riyadi dari BMKG menyampaikan bahwa saat ini Pekanbaru masih nol titik api, rendahnya curah hujan di wilayah pesisir Provinsi Riau menyebabkan titik api terpantau di sejumlah daerah pesisir, tetapi untuk Pekanbaru masih dalam kondisi aman.
Namun demikian arah angin dan perkembangan cuaca yang diprediksi Mei jelang September wilayah Riau daratan termasuk Pekanbaru aka rendah curah hujan dan berpotensi kemarau. Maka dikhawatirkan persoalan karlahut ini akan terjadi.
Menanggapi hal itu, Dastrayani Bibra meminta BPBPK Pekanbaru untuk segera menyusun tim siap siaga darurat karlahut dengan melibatkan seluruh satuan dan elemen yang ada di Pekanbaru seperti TNI, Polri dan jajaran pemko sendiri sampai ke tingkat kecamatan dan keluraharan.
"Posko yang telah dibentuk oleh jajaran Kodim 0301 Wirabima menjadi posko lanjutan dari kesiapsigaan tim ini nantinya termasuk Satpol PP dan jajaran kesehatan dengan
Pemko segala personal dan fasilitas dan perlengkapannya," ujar Destrayani Bibra.
Dalam kesempatan yang sama, Dandim 0301 Wirabima Letkol Tunjung Setyabudi mengajak seluruh camat, lurah dan masyarakat se-Kota Pekanbaru untu kembali menggalakkan semangat gotong royong dalam membersihkan parit pengantar, lahan yang tertinggal, serta memantau dan memastikan wilayah masing-masing benar-benar aman dari kebakaran.
"Yang terpenting adalah membangun komunikasi dan informasi gerak cepat antar satuan dan lembaga terkait dalam pencegahan kebakaran lahan dan hutan ini," ujar Letkol Tunjung menambahakan.***