NTP Riau Naik 1,21 Persen
PEKANBARU (riaumandiri.co)-PEKANBARU (HR)-Selama Februari, Badan Pusat Statistik (BPS) Riau mencatat,Nilai Tukar Petani di Riau mengalami kenaikan sebesar 1,21 persen menjadi 96, 82 persen dari bulan sebelumnya 95,65 persen.
Kenaikkan ini disebabkan kenaikan indeks harga yang harus diterima oleh petani sebesar 1,54 persen.
Demikian diungkapkan Kepala BPS Riau Mawardi Arsyad. Dijelaskannya, kenaikkan indek harga yang diterina tersebut lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani yakni 0,32 persen.
"Kenaikkan ini terjadi didaerah pedesaan sehingga menyebabkab terjadinya inflasi sebesar 0,42 persen.
Dengan kenaikan hampir diseluruh kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga," ujar Mawardi.
Menurutnya, pengeluaran dikelompok rumah tangga tersebut yakni pada kelompok bahan makanan naik sebesar 0,77 persen, kelompok makanan jadi naik sebesar 0,44 persen, kelompok perumahan naik sebesar 0,12 persen dan kelompok sandang naik 0,01 persen.
Begitu pula kenaikkan terjadi pada kelompok kesehatan sebesar 0,29 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami kenaikan sebesar 0,39 persen. Sedangkan kelompok transportasi dan komunikasi mengalami penurunan sebesar 0,37 persen dibandingkan bulan lalu. "Kenaikkan juga terjadi pada nilai tukar usaha rumah tangga pertanian di Riau sebesar 1,62 persen menjadi 104,76 persen dibandingkan bulan lalu," tutur Mawardi.
Selain itu juga, tambah Mawardi, selama 2015, tercaa angka produksi padi di Riau mengalami peningkatan sebesar 2,19 persen atau 8.442 ton GKG menjadi 393,917 ton GKG jika dibandingkan produksi 2014.
"Selain itu tingkat produkstifitas padi juga naik sebesar 0,77 persen atau 0,28 kwintal per hektar GKG-nya," terangnya. Peningkatan produksi padi disebabkan meningkatnya luasan panen padi tahun 2015 1,42 persen atau menadi seluas 107,546 hektar dibandingkan tahun sebelumnya.
Berdasarkan subround, peningkatan luas panen terbesar secara absolut terjadi pada subround Januari sampai April 2015, yakni sebesar 7,690 hektar atau naik sebesar 13,81 persen. Pada periode produksi padi naik sebesar 28,837 ton GKG, jika dibandingkan pada periode sama ditahun sebelumnya.
Disinggung prediksi padi 2016, Mawardi mengatakan, tahun 2016 kecenderungannya sama dengan pola panen padi ditahun 2014.(nie)
Pada periode Januari hingga April, puncak panen terjadi pada bulan Februari. Sedangkan dibulan Desember terjadi peningkatan luas panen menyerupai keadaan tahun 2014,"pungkasnya.(nie)Selama Februari, Badan Pusat Statistik (BPS) Riau mencatat,Nilai Tukar Petani di Riau mengalami kenaikan sebesar 1,21 persen menjadi 96, 82 persen dari bulan sebelumnya 95,65 persen.
Kenaikkan ini disebabkan kenaikan indeks harga yang harus diterima oleh petani sebesar 1,54 persen.
Demikian diungkapkan Kepala BPS Riau Mawardi Arsyad. Dijelaskannya, kenaikkan indek harga yang diterina tersebut lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani yakni 0,32 persen.
"Kenaikkan ini terjadi didaerah pedesaan sehingga menyebabkab terjadinya inflasi sebesar 0,42 persen.
Dengan kenaikan hampir diseluruh kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga," ujar Mawardi.
Menurutnya, pengeluaran dikelompok rumah tangga tersebut yakni pada kelompok bahan makanan naik sebesar 0,77 persen, kelompok makanan jadi naik sebesar 0,44 persen, kelompok perumahan naik sebesar 0,12 persen dan kelompok sandang naik 0,01 persen.
Begitu pula kenaikkan terjadi pada kelompok kesehatan sebesar 0,29 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami kenaikan sebesar 0,39 persen. Sedangkan kelompok transportasi dan komunikasi mengalami penurunan sebesar 0,37 persen dibandingkan bulan lalu. "Kenaikkan juga terjadi pada nilai tukar usaha rumah tangga pertanian di Riau sebesar 1,62 persen menjadi 104,76 persen dibandingkan bulan lalu," tutur Mawardi.
Selain itu juga, tambah Mawardi, selama 2015, tercaa angka produksi padi di Riau mengalami peningkatan sebesar 2,19 persen atau 8.442 ton GKG menjadi 393,917 ton GKG jika dibandingkan produksi 2014.
"Selain itu tingkat produkstifitas padi juga naik sebesar 0,77 persen atau 0,28 kwintal per hektar GKG-nya," terangnya. Peningkatan produksi padi disebabkan meningkatnya luasan panen padi tahun 2015 1,42 persen atau menadi seluas 107,546 hektar dibandingkan tahun sebelumnya.
Berdasarkan subround, peningkatan luas panen terbesar secara absolut terjadi pada subround Januari sampai April 2015, yakni sebesar 7,690 hektar atau naik sebesar 13,81 persen. Pada periode produksi padi naik sebesar 28,837 ton GKG, jika dibandingkan pada periode sama ditahun sebelumnya.
Disinggung prediksi padi 2016, Mawardi mengatakan, tahun 2016 kecenderungannya sama dengan pola panen padi ditahun 2014.(nie)
Pada periode Januari hingga April, puncak panen terjadi pada bulan Februari. Sedangkan dibulan Desember terjadi peningkatan luas panen menyerupai keadaan tahun 2014,"pungkasnya.(nie)