Para Siswa Banyak yang Trauma
SIAK (eiaumandiri.co)-Banyak siswa SDN 016 Sungai Apit merasa ketakutan dan traumadengan cara mendidik yang diterapkan salah seorang oknum guru dengan menggunakan tangan, tidak jarang anak secara berjamaah kena tampar di ruang belajar. Bukan hanya itu, seorang pedagang jajanan di lingkungan sekolah itu juga kena labrak karena dituding sebagai pelapor ulah oknum guru ini ke pihak wali murid.
Akibat ketakutan, siswa ada yang enggan pergi ke sekolah, hal ini membuat warga setempat resah. Selasa (1/3) oknum guru atas nama DW kembali berulah, siswa Kelas II SD tersebut menjadi sasaran kekerasan tangan, bukan hanya satu orang, hampir satu kelas menjadi korban tamparan.
Siswa yang juga korban yang tertampar AB menceritakan, DW bukan guru kelasnya, saat pelajaran gambar, guru gambarnya pergi sebentar meninggalkan kelas. Tiba-tiba ibu DW datang, merasa risih karena ada anak yang ribut saat belajar.
"Ada anak yang bising, jadi kami keno lempang," terang AB saat ditemui media, Kamis (3/2).
Tidak hanya AB, WH siswa kelas III mengaku juga pernah kena tampat bahkan pernah di injak-injak, tidak hanya dengan tangan, penggaris kayu juga sering digunakan untuk memukul siswa.
"Sampai patah rull itu buat mukol kami. Ibuk itu memang garang, semua pelajar takut sama dia," kata WH.
Cerita yang sama juga disampaikan IR yang juga pelajar kelas III, selain guru anak ini juga menceritakan, pedagang gorengan kena labrak oknum guru itu.
Terpisah, Ilan seorang pedagang jajanan di sekolah itu saat ditemui membenarkan bahwa dirinya dilabrak oleh oknum guru itu, Rabu (2/3).
"Ada wali murid yang datang ke sekolah, melaporkan anaknya trauma akibat ditampar, dan banyak anak lain kena tampar. Setelah itu saya dilabrak, di dorong-dorong sampai gorengan di meja jatuh semua.
Dia menuding saya yang lapor ke wali murid. Sebelumnya anak saya juga pernah kena tampar sampai parah, saya lapor ke UPTD," kata pedagang jajanan ini.
Kepsek Akui Siswa Trauma
Kepala Sekolah SDN 016 Yusmiar saat ditemui di ruang kerjanya mengakui adanya siswa yang tidak mau masuk sekolah karena ketakutan akibat oknum guru tersebut. Namun ia menilai masalah sudah selesai setelah wali murid datang dan pelajar itu berhasil dibujuk untuk sekolah.
"Masalah ini sudah selesai, anak itu (Ak) sudah berangkat sekolah," kata Yusmiar.
Ia membantah, oknum guru tersebut sering menampar siswa, dengan dalih tidak ada wali murid yang melapor. Yusmiar mengaku tidak mengetahui kejadian sebelumnya.
"Kalau berkali-kali itu tidak benar, karena saya tidak ada dapat laporan," kata Yusmiar.
Saat ditanya sanksi untuk oknum guru tersebut, Yusmiar menyebutkan, sudah menggelar rapat dengan majelis guru dan akan melayangkan sangsi adminitrasi berupa surat peringatan.
"Hasil rapat akan kami beri surat peringatan, namun belum kami bikin," kata Yusmiar.***